Kolesterol tinggi masih menjadi salah satu faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke di Indonesia. Meski kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membangun sel dan memproduksi hormon, kadar yang berlebihan justru berbahaya karena dapat menyumbat pembuluh darah dan mengganggu aliran darah.
Sekitar 25 persen kolesterol diproduksi secara alami oleh hati. Sisanya berasal dari asupan makanan, terutama produk hewani seperti daging merah, jeroan, telur, dan produk susu tinggi lemak.
Jenis Kolesterol dan Dampaknya
Kolesterol terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu HDL dan LDL.
HDL (high-density lipoprotein) dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu mengangkut kelebihan kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati.
LDL (low-density lipoprotein) disebut kolesterol jahat karena dapat menumpuk di dinding arteri dan membentuk plak lemak.
Ketidakseimbangan antara HDL dan LDL meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Kapan Harus Mulai Cek Kolesterol?
Pemeriksaan kolesterol dianjurkan mulai usia 20 tahun bagi individu yang memiliki faktor risiko seperti merokok, obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, atau riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Bagi orang tanpa faktor risiko, pemeriksaan dapat dimulai pada usia 35 tahun dan diulang setiap lima tahun jika hasilnya normal.
Sebelum tes kolesterol, pasien biasanya diminta berpuasa selama 9–12 jam. Hasil pemeriksaan mencakup kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida dengan satuan mg/dL.
Bahaya Kolesterol Tinggi
Kadar LDL yang tinggi dapat memicu terbentuknya ateroma, yaitu penumpukan plak lemak pada dinding arteri. Seiring waktu, plak ini menebal dan menyempitkan pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke.
Makanan yang Membantu Menurunkan Kolesterol
Perubahan pola makan menjadi langkah penting dalam mengendalikan kolesterol. Beberapa makanan yang direkomendasikan antara lain:
Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna yang kaya omega-3
Oatmeal dengan kandungan serat larut untuk menurunkan LDL
Kacang-kacangan seperti almond dan pistachio yang mengandung lemak sehat
Minyak zaitun yang kaya polifenol
Sayuran hijau dan buah beri yang tinggi serat dan bersifat antiinflamasi
Sebaliknya, makanan olahan seperti sosis, bacon, makanan cepat saji, dan mentega sebaiknya dibatasi karena tinggi lemak jenuh. Beberapa bahan alami seperti bawang putih dan nanas juga disebut berpotensi membantu menurunkan kadar kolesterol.
Gaya Hidup Sehat sebagai Pencegahan
Selain menjaga pola makan, penerapan gaya hidup sehat sangat berpengaruh. Berhenti merokok, rutin berolahraga, menjaga berat badan ideal, dan mengelola stres terbukti membantu menjaga kesehatan jantung.
Pemeriksaan kolesterol secara berkala tetap menjadi langkah pencegahan yang tidak boleh diabaikan ❤️


