Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kolesterol Tinggi Tak Hanya Karena Makanan Berlemak, Ini Faktor Penyebab yang Sering Diabaikan

Desember 16, 2025 Last Updated 2025-12-16T10:45:58Z



Tingginya kadar kolesterol masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan karena dapat meningkatkan risiko penyakit serius, seperti serangan jantung dan stroke. Kondisi ini tidak hanya dipicu oleh konsumsi makanan berlemak, tetapi juga dipengaruhi oleh gaya hidup, faktor keturunan, hingga gangguan kesehatan tertentu.


Dalam tubuh, kolesterol jahat atau LDL dapat menempel pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Penumpukan plak ini membuat pembuluh darah menyempit dan aliran darah terhambat, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sebaliknya, kolesterol baik atau HDL berperan mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk diolah dan dikeluarkan dari tubuh. Keseimbangan antara LDL dan HDL menjadi kunci kesehatan jantung.


Salah satu penyebab utama kolesterol tinggi adalah pola makan tidak sehat. Konsumsi gorengan, daging berlemak, makanan cepat saji, jeroan, margarin, serta makanan olahan dan kemasan secara berlebihan dapat meningkatkan kadar LDL dalam darah. Selain jenis makanan, cara pengolahan juga berpengaruh. Kebiasaan menggoreng dengan minyak yang digunakan berulang kali dapat memperburuk kualitas lemak dan memicu kenaikan kolesterol.


Kurangnya aktivitas fisik turut berperan besar. Gaya hidup pasif, seperti terlalu lama duduk dan jarang berolahraga, menghambat kemampuan tubuh mengelola kolesterol. Kondisi ini tidak hanya meningkatkan kolesterol jahat, tetapi juga berisiko menyebabkan obesitas dan penyakit jantung. Aktivitas fisik teratur membantu meningkatkan HDL sekaligus memperbaiki metabolisme lemak.


Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga memperburuk kondisi kolesterol. Nikotin dalam rokok dapat merusak pembuluh darah dan mempercepat penumpukan plak, sementara alkohol berlebih mengganggu keseimbangan kadar kolesterol serta fungsi jantung.


Selain faktor gaya hidup, kolesterol tinggi juga dapat bersifat genetik. Pada kondisi hiperkolesterolemia familial, tubuh memproduksi kolesterol berlebih atau kesulitan membuang LDL. Dalam kasus seperti ini, perubahan pola hidup saja sering kali tidak cukup dan diperlukan pengobatan jangka panjang.


Beberapa penyakit tertentu juga dapat memicu peningkatan kolesterol, seperti diabetes tipe 2, gangguan tiroid, penyakit ginjal kronis, dan gangguan fungsi hati. Bahkan, penggunaan obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid, pil kontrasepsi, obat hipertensi, dan beta-blocker diketahui dapat memengaruhi kadar kolesterol dalam darah.


Ada pula pemicu lain yang kerap luput dari perhatian, seperti stres berkepanjangan, konsumsi kopi tanpa filter, penurunan berat badan secara drastis, perubahan hormon saat kehamilan atau menopause, hingga asupan gula berlebihan dalam pola makan harian.


Karena penyebabnya beragam, kolesterol tinggi sering berkembang tanpa disadari. Pemeriksaan rutin, menjaga pola makan seimbang, rutin berolahraga, serta mengelola stres menjadi langkah penting untuk mencegah risiko jangka panjang dan menjaga kesehatan jantung.

×