Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mahasiswa ISBA Yogyakarta Ngaku Dianiaya Pejabat Satpol PP Bangka, DPRD dan Bupati Buka Suara

Desember 22, 2025 Last Updated 2025-12-22T11:16:16Z



Seorang mahasiswa bernama Dhaifu, yang juga menjabat Ketua Asrama ISBA Yogyakarta, mengaku menjadi korban dugaan penganiayaan oleh Plt Kasatpol PP Kabupaten Bangka, Indrata Yusaka. Peristiwa itu terjadi pada Kamis (18/12/2025) sekitar pukul 18.30 WIB di asrama ISBA Yogyakarta.


Dengan suara bergetar, Dhaifu menceritakan bahwa saat kejadian ia sedang duduk di atas kasur lantai di kamarnya sambil mengerjakan tugas menggunakan laptop. Di dalam kamar tersebut, ia tengah mengobrol bersama dua rekan sesama penghuni asrama.


Didatangi Dua Petugas Berseragam


Menurut penuturan Dhaifu, suasana mendadak berubah ketika dua orang berseragam Satpol PP membuka pintu kamar dan masuk tanpa permisi. Salah satunya disebut bertubuh besar dan belakangan diketahui merupakan Plt Kasatpol PP Bangka.


Pejabat tersebut langsung menanyakan asal daerah penghuni kamar. Dhaifu menjawab bahwa dirinya berasal dari Toboali, Bangka Selatan, sementara dua temannya masing-masing berasal dari Toboali dan Bangka Tengah.


Dhaifu lalu menanyakan maksud kedatangan mereka. Namun, jawaban yang diterima justru bernada keras dan disertai rencana inspeksi mendadak.


Pintu Ditutup, Situasi Memanas


Situasi semakin mencekam ketika satu temannya diminta keluar kamar, sementara satu lainnya tetap berada di dalam sebagai saksi. Pintu kamar kemudian ditutup dari dalam oleh anggota Satpol PP.


Dhaifu menuturkan, Plt Kasatpol PP Bangka melepas rompinya dan melemparkannya ke lantai, lalu menghampirinya dengan nada emosi. Laptop yang berada di dekatnya sempat tersenggol hingga ia berusaha menyelamatkannya.


Ketegangan memuncak ketika Dhaifu berdiri dan kembali menanyakan alasan sikap kasar tersebut.


Tamparan dan Cekikan


Tak lama kemudian, Dhaifu mengaku ditampar di pipi kanan. Ia berusaha keluar kamar, namun ditahan, didorong, dan dicekik hingga terpojok ke dinding.


“Aku tidak melawan. Aku hanya bertanya kenapa marah-marah,” ujar Dhaifu. Ia menyebut rangkaian kejadian tersebut berlangsung kurang dari lima menit.


Setelah cekikan dilepaskan, Dhaifu langsung keluar kamar dan menghubungi orang tuanya. Atas saran sang ayah, ia kemudian melapor ke polisi dan menjalani visum.


Kasus Tetap Dilanjutkan ke Jalur Hukum


Dalam proses mediasi di asrama yang disaksikan aparat kepolisian, sejumlah anggota Satpol PP, serta Pj Sekda Bangka Thony Marza, Dhaifu menyebut pihak terlapor tidak mengakui perbuatannya.


Meski telah ada permintaan maaf, Dhaifu menegaskan bahwa kasus ini tetap ia bawa ke ranah hukum dan telah dilaporkan ke Polres setempat.


Sementara itu, Indrata Yusaka enggan memberikan keterangan dan meminta agar informasi disampaikan melalui satu pintu kepada Sekda Bangka. Hingga berita ini disusun, Pj Sekda Bangka belum memberikan pernyataan resmi.


Ketua DPRD Bangka: Tidak Akan Ditolerir


Ketua DPRD Kabupaten Bangka, Jumadi, menyayangkan insiden tersebut dan menegaskan bahwa dugaan pemukulan terhadap mahasiswa tidak bisa ditolerir.


Menurutnya, jika terbukti, tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum dan harus diproses sesuai ketentuan. DPRD berencana memanggil pihak terkait, termasuk Sekda dan Plt Kasatpol PP Bangka, untuk klarifikasi melalui rapat dengar pendapat.


Bupati Bangka Minta Semua Pihak Menahan Diri


Bupati Bangka, Fery Insani, mengaku mengetahui insiden tersebut dari rekaman video yang diterimanya pada tengah malam. Ia menyebut masih menunggu informasi yang utuh sebelum mengambil sikap resmi.


Fery juga menyampaikan bahwa dirinya merupakan alumni ISBA Yogyakarta dan berharap semua pihak dapat menahan diri agar persoalan ini diselesaikan secara bijak.


Menariknya, Bupati Bangka mengungkap bahwa korban merupakan kerabat dekatnya, namun ia menegaskan hal tersebut tidak akan memengaruhi sikap pemerintah daerah dalam menyikapi kasus ini.

×