Otak adalah pusat kendali tubuh manusia. Ia mengatur cara berpikir, menyimpan memori, mengambil keputusan, hingga mengendalikan emosi. Sayangnya, ada sejumlah kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele, padahal dalam jangka panjang dapat menurunkan fungsi otak secara signifikan.
Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa menyebabkan penurunan daya ingat, sulit fokus, gangguan suasana hati, bahkan meningkatkan risiko demensia. Ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D., mengungkap beberapa kebiasaan tersembunyi yang diam-diam merusak kesehatan otak.
Berikut penjelasannya.
1. Begadang dan Kurang Tidur
Tidur bukan sekadar waktu istirahat, melainkan fase penting bagi otak untuk “membersihkan diri”.
Saat tidur, otak:
Menguatkan memori
Mengolah emosi
Membuang sisa zat beracun, termasuk protein beta-amiloid
Kurang tidur kronis dapat menghambat proses pembersihan tersebut, yang dikaitkan dengan meningkatnya risiko Alzheimer dan demensia.
Sebuah studi jangka panjang menemukan bahwa orang yang terbiasa tidur enam jam atau kurang di usia 50–70 tahun memiliki risiko demensia lebih tinggi dibanding mereka yang tidur cukup.
👉 Idealnya, tidur 7–9 jam setiap malam untuk menjaga fungsi otak tetap optimal.
2. Merokok
Bahaya rokok tidak hanya menyerang paru-paru dan jantung, tetapi juga otak.
Asap rokok mengandung ribuan zat kimia beracun yang dapat menembus sawar darah otak, memicu:
Peradangan kronis
Stres oksidatif
Kerusakan neuron
Dalam jangka panjang, struktur dan fungsi otak dapat berubah. Menurut American Heart Association, kebiasaan merokok dapat:
Meningkatkan risiko demensia hingga 30 persen
Meningkatkan risiko Alzheimer hingga 40 persen
3. Minum Alkohol
Banyak orang mengira minum alkohol dalam jumlah kecil aman. Faktanya, bahkan satu gelas alkohol per hari bisa berdampak pada otak.
Penelitian pada puluhan ribu orang dewasa menunjukkan bahwa konsumsi alkohol rutin berhubungan dengan:
Penyusutan volume otak
Berkurangnya materi abu-abu
Kerusakan materi putih yang menghubungkan sel saraf
“Alkohol adalah racun bagi sistem saraf,” jelas Maniscalco. Zat ini memperlambat komunikasi antar-neuron dan, dalam jangka panjang, dapat merusak hingga membunuh sel otak.
4. Kurang Mengonsumsi Makanan Bergizi
Meski hanya menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh, otak menggunakan lebih dari 20 persen energi harian.
Artinya, kualitas makanan sangat berpengaruh pada:
Daya ingat
Fokus
Suasana hati
Ketahanan emosional
Pola makan sehat yang kaya buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan ikan terbukti melindungi otak dari penurunan kognitif. Sebaliknya, konsumsi berlebihan makanan ultra-proses dapat mempercepat penurunan fungsi otak.
5. Terjebak dalam Rutinitas yang Sama
Otak membutuhkan tantangan dan pengalaman baru agar tetap tajam.
Jika terus berada dalam rutinitas yang monoton, otak cenderung bekerja dalam mode otomatis. Akibatnya, kemampuan seperti:
Pemecahan masalah
Kreativitas
Daya ingat
Perhatian
menjadi kurang terasah.
Aktivitas sederhana seperti mempelajari keterampilan baru, mengunjungi tempat berbeda, membaca topik baru, atau bermain teka-teki dapat membantu membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat yang lama.
6. Terlalu Sering Mengakses Media Sosial
Media sosial dirancang untuk memicu sistem dopamin di otak—bagian yang berkaitan dengan rasa senang dan kecanduan.
Dalam jangka panjang, penggunaan berlebihan dapat:
Menurunkan kontrol diri
Mengganggu kemampuan mengambil keputusan
Mengurangi materi abu-abu di area otak tertentu
Selain itu, menjadikan media sosial sebagai sarana utama berinteraksi juga dikaitkan dengan meningkatnya rasa kesepian dan penurunan kesejahteraan emosional.
👉 Solusinya, cobalah menjadwalkan waktu bebas gawai setiap hari dan perbanyak interaksi tatap muka.
Kesimpulan
Kesehatan otak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Hal-hal yang tampak sepele—seperti begadang, terlalu sering scroll media sosial, atau pola makan buruk—dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang.
Menjaga otak tetap sehat bukan soal perubahan drastis, melainkan konsistensi dalam gaya hidup: tidur cukup, makan bergizi, aktif secara mental, dan bijak menggunakan teknologi.

