Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Tanpa Disadari, 6 Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Merusak Kesehatan Otak

Desember 28, 2025 Last Updated 2025-12-28T10:59:13Z


Otak adalah pusat kendali tubuh manusia. Ia mengatur cara berpikir, menyimpan memori, mengambil keputusan, hingga mengendalikan emosi. Sayangnya, ada sejumlah kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele, padahal dalam jangka panjang dapat menurunkan fungsi otak secara signifikan.


Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa menyebabkan penurunan daya ingat, sulit fokus, gangguan suasana hati, bahkan meningkatkan risiko demensia. Ahli saraf Jamey Maniscalco, Ph.D., mengungkap beberapa kebiasaan tersembunyi yang diam-diam merusak kesehatan otak.


Berikut penjelasannya.


1. Begadang dan Kurang Tidur


Tidur bukan sekadar waktu istirahat, melainkan fase penting bagi otak untuk “membersihkan diri”.


Saat tidur, otak:


Menguatkan memori


Mengolah emosi


Membuang sisa zat beracun, termasuk protein beta-amiloid


Kurang tidur kronis dapat menghambat proses pembersihan tersebut, yang dikaitkan dengan meningkatnya risiko Alzheimer dan demensia.


Sebuah studi jangka panjang menemukan bahwa orang yang terbiasa tidur enam jam atau kurang di usia 50–70 tahun memiliki risiko demensia lebih tinggi dibanding mereka yang tidur cukup.


👉 Idealnya, tidur 7–9 jam setiap malam untuk menjaga fungsi otak tetap optimal.


2. Merokok


Bahaya rokok tidak hanya menyerang paru-paru dan jantung, tetapi juga otak.


Asap rokok mengandung ribuan zat kimia beracun yang dapat menembus sawar darah otak, memicu:


Peradangan kronis


Stres oksidatif


Kerusakan neuron


Dalam jangka panjang, struktur dan fungsi otak dapat berubah. Menurut American Heart Association, kebiasaan merokok dapat:


Meningkatkan risiko demensia hingga 30 persen


Meningkatkan risiko Alzheimer hingga 40 persen


3. Minum Alkohol


Banyak orang mengira minum alkohol dalam jumlah kecil aman. Faktanya, bahkan satu gelas alkohol per hari bisa berdampak pada otak.


Penelitian pada puluhan ribu orang dewasa menunjukkan bahwa konsumsi alkohol rutin berhubungan dengan:


Penyusutan volume otak


Berkurangnya materi abu-abu


Kerusakan materi putih yang menghubungkan sel saraf


“Alkohol adalah racun bagi sistem saraf,” jelas Maniscalco. Zat ini memperlambat komunikasi antar-neuron dan, dalam jangka panjang, dapat merusak hingga membunuh sel otak.


4. Kurang Mengonsumsi Makanan Bergizi


Meski hanya menyumbang sekitar 2 persen berat tubuh, otak menggunakan lebih dari 20 persen energi harian.


Artinya, kualitas makanan sangat berpengaruh pada:


Daya ingat


Fokus


Suasana hati


Ketahanan emosional


Pola makan sehat yang kaya buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan ikan terbukti melindungi otak dari penurunan kognitif. Sebaliknya, konsumsi berlebihan makanan ultra-proses dapat mempercepat penurunan fungsi otak.


5. Terjebak dalam Rutinitas yang Sama


Otak membutuhkan tantangan dan pengalaman baru agar tetap tajam.


Jika terus berada dalam rutinitas yang monoton, otak cenderung bekerja dalam mode otomatis. Akibatnya, kemampuan seperti:


Pemecahan masalah


Kreativitas


Daya ingat


Perhatian


menjadi kurang terasah.


Aktivitas sederhana seperti mempelajari keterampilan baru, mengunjungi tempat berbeda, membaca topik baru, atau bermain teka-teki dapat membantu membentuk koneksi saraf baru dan memperkuat yang lama.


6. Terlalu Sering Mengakses Media Sosial


Media sosial dirancang untuk memicu sistem dopamin di otak—bagian yang berkaitan dengan rasa senang dan kecanduan.


Dalam jangka panjang, penggunaan berlebihan dapat:


Menurunkan kontrol diri


Mengganggu kemampuan mengambil keputusan


Mengurangi materi abu-abu di area otak tertentu


Selain itu, menjadikan media sosial sebagai sarana utama berinteraksi juga dikaitkan dengan meningkatnya rasa kesepian dan penurunan kesejahteraan emosional.


👉 Solusinya, cobalah menjadwalkan waktu bebas gawai setiap hari dan perbanyak interaksi tatap muka.


Kesimpulan


Kesehatan otak sangat dipengaruhi oleh kebiasaan sehari-hari. Hal-hal yang tampak sepele—seperti begadang, terlalu sering scroll media sosial, atau pola makan buruk—dapat memberikan dampak besar dalam jangka panjang.


Menjaga otak tetap sehat bukan soal perubahan drastis, melainkan konsistensi dalam gaya hidup: tidur cukup, makan bergizi, aktif secara mental, dan bijak menggunakan teknologi.

×