Etnis Tionghoa yang ada di Indonesia tak lebih dari 5 persen namun bisa menguasai 50 persen perekonomian di dalam negeri.
Demikian antara lain hal yang disampaikan Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla saat berpidato di acara halal bihalal Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat malam (12/5).
"Kita di Indonesia penduduk Tionghoa itu hanya 4,5 persen tapi mengusai ekonomi lebih dari 50 persen. Jadi kekuatan 10 kali lipat dari pada jumlahnya," kata JK.
Tidak hanya Indonesia, politisi senior Partai Golkar ini juga mencontohkan negara tetangga yakni Malaysia yang 60 persen ekonomi negaranya dikuasai oleh penduduk etnis tionghoa. Padahal, populasinya hanya 30 persen dari total jumlah penduduk di Malaysia.
"Malaysia juga. Tapi Malaysia memang penduduk Tionghoa itu 30 persen. Jadi kalau ekonomi Malaysia 60 persen dikuasai Tionghoa, itu hanya 1 banding dua," kata dia.
JK menyebut minimnya warga Indonesia yang menjadi pengusaha menjadi masalah besar. "Tentu (etnis Tionghoa) sahabat-sahabat kita, penting kerjanya bayar pajak, dia pekerjakan orang. Tapi tantangan terbesarnya ada di kita. Mereka tidak salah yang kurang kita," tuturnya.
"Karena itu tantangan kita yang terbesar sebenrnya pada dewasa ini. Adalah entrepreneurship. Bukan hanya ilmu saja. Semua di sini perilmuan cendikiawan," kata dia.[SB]