Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kronologi Junta Myanmar Bakar Hidup-hidup 19 Warga Termasuk 8 Anak

Mei 15, 2023 Last Updated 2023-05-15T06:45:01Z


Junta militer Myanmar kembali menyedot perhatian setelah dilaporkan membakar hidup-hidup 19 warga, termasuk delapan anak, pada Rabu pekan lalu.


Sejumlah sumber mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA) bahwa pembakaran itu terjadi di kawasan Bago, salah satu medan tempur antara junta militer dan beberapa kelompok pemberontak.


Insiden ini bermula ketika pertempuran pecah antara junta dan pasukan gabungan dua kelompok pemberontak, yaitu Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), di dekat Desa Nyaung Pin Thar.


Di tengah pertikaian itu, sejumlah pasukan dari kubu pemberontak membakar sejumlah tambang di dekat desa di kawasan Bago tersebut.


"Kami meledakkan tambang sekitar 15 kali dan sekitar 30 tentara junta tewas. Setelah itu, tentara junta ke Desa Nyaung Pin Thar. Pertempuran juga pecah di sana," ucap salah satu pemberontak.


Sejumlah warga setempat kemudian melihat pasukan junta menahan beberapa orang yang tinggal di Desa Nyaung Pin Thar. Pasukan junta kemudian membakar para warga itu sekitar pukul 17.00.


"Pasukan junta militer membunuh mereka begitu saja," ucap salah satu sumber menjelang akhir pekan lalu.


Kelompok pemberontak awalnya tak tahu mengenai insiden ini. Kabar pembakaran itu baru sampai ke telinga para pemberontak sehari kemudian.


"Kami baru tahu semalam, setelah pertempuran berakhir, bahwa mereka membunuh warga-warga di desa itu. Kami baru menemukan jasad mereka pagi ini," tutur seorang pemberontak.


Menurut sejumlah warga, pasukan junta Myanmar masih berkeliaran di sekitar kawasan Bago. Kelompok pemberontak pun khawatir jumlah korban warga sipil bakal bertambah.


Sementara itu, junta militer Myanmar belum memberikan keterangan resmi mengenai laporan ini.


Pembakaran ini sendiri terjadi ketika KTT ASEAN digelar di Labuan Bajo. Konflik Myanmar merupakan salah satu momok yang menjadi sorotan para pemimpin negara blok Asia Tenggara tersebut.


Para pemimpin ASEAN bahkan merilis satu deklarasi khusus untuk mengecam serangan terhadap konvoi diplomat yang membawa bantuan di Myanmar. Konvoi tersebut juga mencakup diplomat Indonesia.


Selama acara berlangsung, sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden Joko Widodo, juga terus memperingatkan Myanmar agar segera menghentikan konflik.[SB]

×