Proyek Light
Rail Transit (LRT) Jabodebek yang seharusnya beroperasi pada tahun 2021 mundur
hingga baru bisa dioperasikan dua tahun kemudian.
Akibatnya,
kerugian yang disebabkan keterlambatan ini dikhawatirkan mencapai Rp3,5
triliun. Nominal itu berasal dari berbagai permasalahan yang muncul dari
berbagai faktor.
Salah satunya,
kehilangan momentum migrasi pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi
massal, yang secara tidak langsung berimbas pada konsumsi BBM, ditambah
pembengkakan biaya proyek pada 2021, kecelakaan pada tahun yang sama,
ketidaksesuaian komponen hingga tang terbaru, hingga longspan LRT yang
belakangan dikabarkan salah desain hingga memaksa LRT berjalan lambat.
Belum lama
ini,Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya,
Menteri BUMN, Erick Thohir, Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, dan
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, melakukan tinjauan langsung terhadap
kesiapan LRT Jabodebek.
Hasilnya,
Menhub mengatakan, lagi-lagi proyek itu harus ditunda agar proses uji coba dan
kelayakan sistem yang dilakukan oleh Siemens bisa dipastikan dengan baik hingga
tanggal 30 Agustus 2023.
"Kami
meminta saran dari Presiden dan kami memutuskan untuk melakukan uji coba
terlebih dahulu. Jika berhasil, maka akan segera dibuka. Jadi, bisa jadi
tanggal 20 Agustus atau 30 Agustus [2023]," ungkap Budi pada Kamis
(3/7/2023).
Jika LRT
Jabodebek akhirnya diluncurkan pada tanggal 30 Agustus 2023, artinya proyek
megah ini mengalami keterlambatan 2 tahun dari target semula.
Padahal, LRT
ini diharapkan bisa melayani hingga 200.000 penumpang setiap hari berdasarkan
hasil survei terbaru yang dilakukan oleh LRT Jabodebek.
"Dari
survei terbaru, terlihat bahwa minat terhadap LRT ini cukup tinggi, sehingga
kami perkirakan akan ada 200.000 penumpang per hari," ujar Manajer Humas
LRT Jabodebek, Kuswardoyo, kala itu.
Diwartakan
sebelumnya, pada 2019 silam, Menhub Budi Karya Sumadi, dan Menko Luhut
menyebut, operasional dari LRT yang diharapkan bisa dilakukan pada 2021.
"Kami akan
melakukan tes sarana dan tes konstruksi secara bersamaan. Harapannya,
operasionalnya bisa dimulai pada tahun 2021," ucap Budi Karya.
Dia juga menyatakan
bahwa tarif LRT dari Cibubur ke Dukuh Atas akan sebesar Rp12.000 dan
mendapatkan subsidi 50 persen dari Pemerintah. Sedangkan, harga komersil untuk
rute yang sama mencapai Rp25.000.
Namun, dua
tahun kemudian, Adapun, besaran tarif LRT Jabodebek telah ditetapkan
berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No. 67/2023 tentang Tarif
Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Wilayah Jabodebek,
dengan kisaran tarif antara Rp5.000 hingga Rp24.000.[SB]