Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Rupiah Melemah Hari Ini, Intip Proyeksinya untuk Perdagangan Kamis (28/3)

Maret 28, 2024 Last Updated 2024-03-28T02:17:53Z


Rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (27/3). Sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah datang dari pasar asia dan kekhawatiran inflasi The Fed.


Mengutip Bloomberg, Rabu (27/3), rupiah melemah sekitar 0,41% secara harian ke level Rp 15.858 per dolar Amerika Serikat (AS). Sedangkan rupiah Jisdor melemah sekitar 0,35% ke level Rp 15.853 per dolar AS.


Ini adalah posisi rupiah Jisdor paling lemah sejak 3 November 2023 atau hampir lima bulan terakhir. Sejalan dengan itu, kurs rupiah spot juga bergerak di level paling lemah dalam lima bulan.


Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, pelemahan rupiah akibat ketidakpastian di pasar Asia. Ketidakpastian ini meningkat seiring pengaruh dari pelemahan yuan Tiongkok (CNY) dan yen Jepang (JPY) sepanjang hari ini.


Para investor berbalik skeptis terkait dengan kebijakan People’s Bank of China (PBoC) yang melakukan fixing reference rate yuan Tiongkok kemarin. Di samping itu, depresiasi Rupiah kemungkinan didorong oleh kekhawatiran terkait dengan data Price Consumption Expenditure (PCE) yang akan rilis Kamis (28/3) malam.


Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, sebagian besar pedagang tetap bias terhadap dolar, setelah sinyal dovish dari Swiss National Bank (SNB) dan Bank of England (BoE) mematok Greenback sebagai satu-satunya mata uang dengan imbal hasil tinggi dan risiko rendah.


Selain itu, antisipasi terhadap data indeks harga PCE utama Amerika yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed dan komentar dari pejabat tinggi The Fed akhir pekan ini juga mendorong aliran dana ke dolar.


“Terutama karena para pedagang menunggu lebih banyak isyarat mengenai penurunan suku bunga AS,” jelas Ibrahim dalam risetnya, Rabu (27/3).


Dari asia, Ibrahim menilai, pergerakan nilai tukar dipengaruhi komentar anggota dewan Bank of Japan (BOJ) Naoki Tamura, yang mengatakan bahwa bank sentral harus melanjutkan secara perlahan dan terus-menerus menuju normalisasi kebijakan ultra-longgar dalam beberapa bulan mendatang.


Komentarnya itu memperkuat dugaan bahwa BOJ akan tetap bersikap dovish dalam waktu dekat.


Sementara, sentimen dalam negeri datang dari target pemerintahan baru di bawah komando Prabowo – Gibran untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 6%-7%. Ekonom menilai target pertumbuhan ekonomi semestinya bukan melanjutkan namun memperbaiki pemerintahan sebelumnya dengan ekonomi stagnan pada level 5%, bahkan cenderung menurun.


Dengan berbagai perkembangan terkini di pasar nilai tukar, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan fluktuatif dan ditutup melemah pada rentang Rp 15.840 – Rp 15.900 di perdagangan Kamis (27/3).


Sementara, Josua memproyeksi rupiah bakal bergerak datar (sideways) di perdagangan Kamis (27/3). Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 15.825 – Rp 15.925 per dolar AS.


“Rupiah berpotensi bergerak sideways akibat minimnya katalis sentimen dari sisi global,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Rabu (27/3).

×