Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Hizbullah Bombardir Markas Komando Brigade Liman Israel di Jal Al Alam,Rudal Suriah Sasar Golan

April 05, 2024 Last Updated 2024-04-05T04:27:29Z


Serangan dari milisi-milisi Perlawanan di kawasan terus menghantam wilayah pendudukan Israel.


Terbaru, Gerakan perlawanan Lebanon, Hizbullah menyatakan membombardir markas komando pasukan Israel, di Liman dan konsentrasi pasukan Israel (IDF), di belakang pangkalan militer Jal Al Alam, Kamis (4/4/2024).


Hizbullah, menyatakan, serangan intensif ini untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina di Gaza melawan agresi militer Israel yang sudah berlangsung enam bulan.


"Markas komando Brigade Liman, diserang dengan artileri, dan posisi pasukan Israel, di belakang pangkalan Jal Al Alam, digempur dengan rudal," kata pernyataan tersebut dilansir PT, Kamis.

 

Stasiun televisi Al Mayadeen, melaporkan penembakan rudal berasal dari arah barat Galilea.


Pada saat yang sama pasukan Israel, membunykan suara sirene peringatan di sejumlah distrik wilayah pendudukan.

 

Pasukan Israel kemudian membalas serangan Hizbullah itu dengan melancarkan serangan ke beberapa desa, dan distrik di selatan Lebanon.

Rudal dari Suriah Sasar Pangkalan Militer Israel di Golan


Selain dari Lebanon, serangan ke wilayah pendudukan pada Kamis juga datang dari arah Suriah.


Kantor berita Rusia, Sputnik melaporkan serangan rudal, setidaknya sebanyak tiga proyektil, pada Kamis (pagi yang ditembakkan dari arah Suriah itu menyasar pangkalan militer IDF di Golan, wilayah pendudukan Israel.


Menurut laporan ini, setelah serangan tersebut, sirine peringatan bahaya berbunyi di selatan Golan yang diduduki Israel.


Seragan dari Lebanon dan Suriah ini menyusul serangan gencar yang dilancarkan Milisi Perlawanan Irak kemarin.


Dalam sebuah pernyataan, perlawanan Irak mengumumkan serangan pesawat tak berawak terhadap pangkalan udara pasukan Israel di utara wilayah pendudukan.


Pada Rabu, bandara Haifa, di barat laut wilayah pendudukan, menjadi sasaran serangan pesawat tanpa awak kelompok perlawanan Irak.


Menurut kelompok perlawanan Irak, operasi ini dilakukan dalam tahap kedua serangan untuk mendukung penduduk Gaza, dan membalas kejahatan Rezim Zionis.


Abu Ala Al Walai, Sekjen Kataib Sayid Al Shuhada, bagian dari koalisi milisi perlawanan Irak, sebelumnya mengatakan dalam tahap kedua operasi, area serangan diperluas, dan target-target ditambah, dengan maksud untuk melumpuhkan perekonomian Israel.


Perlawanan Islam Irak, menjelaskan bahwa operasi untuk menghancurkan pangkalan-pangkalan militer musuh akan terus dilanjutkan.


Para hari Selasa dinihari, Perlawanan Islam Irak, juga menyerang pangkalan udara Israel, Tel Nof, di dalam Wilayah pendudukan dengan drone.


Dirongrong Serangan Milisi Lintas-Teritorial


Wilayah pendudukan Israel di Palestina belakangan memang makin sering drongrong oleh serangan-serangan poros milisi perlawanan yang tersebar di kawasan.


Serangan-serangan milisi perlawanan dari Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman itu menyasar objek-objek penting bagi Israel di teritorial pendudukannya.


Sebelumnya, Milisi Perlawanan Irak mengkonfirmasi kalau para petempurnya menargetkan sasaran penting di "Eilabun" di Galilea (al-Jalil) Palestina yang diduduki Israel dengan serangan pesawat tak berawak.


Perlawanan Irak mengatakan dalam sebuah pernyataan, serangan tersebut terjadi sebagai kelanjutan dari upaya mereka dalam melawan pendudukan Israel.


Serangan juga dinyatakan untuk mendukung milisi perlawanan di Gaza serta sebagai respons terhadap pembantaian Israel terhadap warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua.


Di tempat lain, Perlawanan Islam menegaskan kelanjutannya dalam “menyerang benteng musuh.”


Media Militer Perlawanan Irak kemudian menerbitkan rekaman yang menunjukkan para pejuangnya meluncurkan drone ke arah Galilea.


Poros Koalisi Perlawanan Terus Serang Langsung Israel


Sepanjang pekan ini, milisi-milisi perlawanan dilaporkan mengintensifkan serangannya terhadap fasilitas Israel di wilayah pendudukan mereka.


Pada Sabtu pagi, milisi Irak mengumumkan kalau mereka menyerang pos militer Israel di Golan Suriah yang diduduki dengan menggunakan drone.


Perlawanan Irak juga mengumumkan kalau para petempurnya menargetkan Pangkalan Udara Ovda Israel dan situs militer Speer di wilayah pendudukan Palestina pada akhir tanggal 26 Maret dan awal 27 Maret dengan menggunakan drone.


Selain itu, pada tanggal 24 Maret, Perlawanan Irak menargetkan gedung markas besar Kementerian Keamanan pendudukan Israel di wilayah pendudukan Palestina dengan drone.


Pada Kamis (21/3/2024) serangan-serangan itu menyerang posisi militer Israel menggunakan rudal dan drone.


Serangan terjadi di belahan Utara dan Selatan Israel yang menjadikan negara pendudukan itu terkepung oleh penargetan poros milisi perlawanan.


Dari Irak, Koalisi Milisi Perlawanan Irak mengumumkan, mereka telah menyerang bandara Ben Gurion di kedalaman wilayah Israel menggunakan beberapa drone.


Sementara itu, Angkatan Bersenjata Yaman yang terafiliasi gerakan Ansarallah Houthi menyerang pelabuhan Eilat di wilayah pendudukan menggunakan rudal.


Angkatan bersenjata Yaman juga menyatakan menyerang kapal Amerika Serikat bernama Mado di Laut Merah.


Di sisi lain, pasukan Hizbullah Lebanon menyasar target-target militer Israel di bagian Utara negara pendudukan itu dengan menghancurkan beberapa pangkalan militer Israel dengan roket dan mortir selama lima operasi berturut-turut.


Sejak tanggal 7 Oktober 2023, rezim Zionis melancarkan serangan militer besar-besaran ke Jalur Gaza dan Tepi Barat. Agresi yang didukung negara-negara Barat ini telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina gugur.


Menurut laporan terbaru, lebih dari 31.000 warga Palestina telah gugur syahid dan lebih dari 72.000 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza.


Perlawanan Palestina di Gaza dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya di Lebanon, Irak, Yaman dan Suriah telah mengumumkan kalau mereka akan membalas kejahatan rezim Zionis.


Rezim Zionis Israel dibentuk pada tahun 1917 dengan rancangan kolonialisme Inggris dan melalui imigrasi orang-orang Yahudi dari berbagai negara ke tanah Palestina. Keberadaan rezim ilegal ini kemudian diumumkan pada tahun 1948.


Sejak saat itu, berbagai rencana pembunuhan massal dilakukan untuk melakukan genosida terhadap warga Palestina dan mengambil alih seluruh tanah mereka.

×