Presiden Prancis Emmanuel Macron melontarkan ancaman kepada China jika tak bergerak untuk halangi keikutsertaan Korea Utara dari perang di Ukraina.
Ia menegaskan bahwa NATO akan datangi Asia, dan terlibat lebih jauh di kawasan itu jika China tak melakukan lebih banyak cara menghentikan Korea Utara untuk ambil bagian dalam perang Rusia di Ukraina.
Hal itu diungkapkan Macron saat menghadiri Pertemuan Pertahanan di Singapura, Jumat (30/5/2025).
“Korea Utara di Ukraina adalah pertanyaan besar bagi kami semua,” ujar Macron dikutip dari Politico.
“Jika China tak ingin NATO terlibat di Asia Tenggara, mereka harus menghalangi (Korea Utara), dari ikut campur di tanah Eropa,” ujarnya.
Prancis sejak lama menegaskan bahwa aliansi militer Barat itu seharusnya tak melakukan ekspansi ke Asia.
Mereka bahkan memimpin kampanye untuk memblok pembukaan kantor penghubung NATO di Jepang pada 2023.
“Saya keberatan dengan peran NATO di Asia, karena saya tak ingin terlibat dalam persaingan strategis dengan pihak lain,” ujar Macron.
Ia pun mengisyaratkan bahwa Paris bisa meninjau kembali pendiriannya.
Korea Utara telah memberikan dukungan pada Kremlin untuk melawan Ukraina, sebagai bagian dari pakta militer antara kedua negara.
Moskow menggunakan tentara Korea Utara untuk mendorong pasukan Ukraina keluar dari wilayah Kursk di barat daya Rusia.
Baca Juga: Sekjen Golkar Sebut Kunjungan Macron Jadi Kesempatan Galang Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina
Pada kesempatan itu, Macron juga memperingatkan risiko proliferasi nuklir dan potensi runtuhnya tatanan global yang dibangun usai Perang Dunia II.
Ia juga meminta negara-negara Asia untuk merdeka dari AS dan China.
“Prancis terikat pada otonomi strategis, kebebasan berdaulat. Kami membela pendekatan ini untuk Eropa dan Indo-Pasifik,” tutur presiden yang mengunjungi Indonesia di awal pekan ini.
.jpeg)
