Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kisah Randi Jalan Kaki 26 Hari dari Prabumulih untuk Bertemu Dedi Mulyadi, Ada Apa?

Juni 25, 2025 Last Updated 2025-06-25T08:15:28Z


Seorang pria bernama Randi nekat berjalan kaki dari tempat tinggalnya di Prabumulih, Sumatera Selatan, ke Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, untuk bertemu Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.


Selama 26 hari tersebut, ia melintasi banyak kota. Mulai dari Baturaja, Martapura, Way Kanan, Kotabumi, Bandar Jaya, Bandar Lampung, hingga Bakauheni.


“Dari Bakauheni nyeberang ke Pelabuhan Merak. Dari sana jalan kaki lagi, Pak. Kemarin saya Lebaran (Idul Adha) di Serang,” ujar Randi dikutip dari akun YouTube Dedi Mulyadi, Rabu (25/6/2025).


“Ga capek, Pak? Kakinya ga sakit? 26 hari loh, ada (keperluan apa) bertemu saya?” jawab Dedi.


“Saya ingin berfoto dengan Bapak,” tutur Randi.


Habis 4 Sandal


Dedi kembali bertanya kepada Randi tujuan datang ke Lembur Pakuan. Sebab perjalann 26 hari dengan berjalan kaki bukan sesuatu yang mudah.


Namun Randi meyakinkan ia tidak memiliki maksud lain selain berfoto dengan Dedi Mulyadi. Sebab pria yang akrab disapa KDM itu di Prabumulih dan Palembang, begitu terkenal.


“Bapak berjalan kaki pakai sepatu apa? Kan itu panas kalau siang hari di jalan raya?” tanya Dedi.


“Saya jalan kaki pakai sandal, Pak, habis empat karena putus,” jawab Randi.


“Oh…sandalnya rusak?” tanya Dedi.


“Bukan, Pak. Sandalnya rusak. Karena kaki saya (sebelah) agak cacat. Mata saya juga (kurang) karena lahir prematur. Kalau sepatu ga muat, karena kaki saya lebar sebelah,” ungkap Randi memperlihatkan kakinya yang cacat.


Selama perjalanan, ia menginap di pom bensin, musala, masjid, ataupun emperan ruko. Untuk mandi, ia memanfaatkan fasilitas SPBU.


Hidup Sederhana


Randi adalah penjual kerupuk keliling di Palembang. Ia sudah bercerai dan memiliki dua anak. Salah satunya, anak perempuan berusia 13 tahun yang tahun ini akan masuk SMP.


Selama perjalanan anak tersebut dititipkan di rumah saudara. Untuk mengobati rasa kangen, ayah dan anak ini kerap mengirim pesan di WhatsApp.


“Saya jualan kerupuk Palembang pak, modal Rp 8.000, dijual Rp 10.000,” ungkap dia.


Takut Pesawat


Dedi kemudian menawarkan Randi untuk pulang menggunakan pesawat, namun Randi menolak. Ia lebih memilih menggunakan bus untuk kemudian dilanjutkan dengan kereta api.


Ia menolak tiket pesawat karena takut. Ia khawatir pesawat yang ia tumpangi kecelakaan dan jasadnya tidak utuh.


“Takut naik pesawat, takut kalau mati hilang jasadnya. Kalau kecelakaan bus kan jasadnya ada jadi bisa dibawa pulang ke Prabumulih, anak masih bisa lihat,” ucapnya sambil tersenyum.


Dedi pun sempat video call dengan anak dan saudara Randi yang tinggal di Palembang.

×