Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Perang Berakhir, Iran Makin Gencar Buru "Musuh dalam Selimut"

Juni 30, 2025 Last Updated 2025-06-30T13:50:47Z


Setelah serangan Israel selama 12 hari, pemerintah Iran kini meluncurkan operasi besar-besaran untuk memburu para penyusup dan mata-mata yang diyakini beroperasi dari dalam negeri.


Operasi intelijen ini dilakukan secara intensif dan melibatkan publik dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Sebagaimana diberitakan New York Times, Sabtu (28/6/2025), otoritas Iran bahkan mendesak warganya untuk waspada terhadap orang-orang yang mengenakan topi atau kacamata hitam di malam hari.


Bahkan, warga juga diminta melaporkan pelat nomor kendaraan yang hilang, mobil pikap dengan bak tertutup, hingga van yang beroperasi di jam-jam tidak biasa.


“Iran menyerang setiap ancaman yang dianggap membahayakan dengan kekuatan mematikan,” ujar Hadi Ghaemi, Direktur Center for Human Rights in Iran, dalam pernyataan resmi pekan ini.


Pemburuan meluas dan eksekusi dipercepat


Sejak serangan Israel pada 13 Juni lalu yang menewaskan beberapa jenderal dan ilmuwan nuklir Iran, pemerintah Teheran mempercepat proses penangkapan dan bahkan eksekusi terhadap orang-orang yang diduga terlibat spionase.


Undang-undang baru yang memperluas penerapan hukuman mati untuk kejahatan mata-mata pun tengah digodok.


Mahdi Mohammadi, penasihat senior Ketua Parlemen Iran, dalam rekaman audio yang bocor menyebut, “Kami mengalami kebocoran besar dalam sistem keamanan dan intelijen. Ini tak terbantahkan.”


Sebagian warga Iran mengaku dapat memahami kekhawatiran pemerintah terkait keamanan negara.


Namun, kelompok hak asasi manusia menuding kampanye ini sebagai dalih untuk menindak lawan politik dan kelompok minoritas.


Amnesty International menyatakan keprihatinannya terhadap “proses pengadilan kilat yang sangat tidak adil” serta eksekusi yang dilakukan secara tergesa-gesa.


Organisasi itu menyebut tindakan Iran sebagai usaha keliru untuk menunjukkan kekuatan.


Jejak Mossad dan operasi senyap di dalam Negeri


Pemerintah Iran menyatakan bahwa jaringan mata-mata Israel, Mossad, telah menanamkan operatif lokal di berbagai titik dalam negeri.


Bukti-bukti yang dipaparkan termasuk perakitan rudal di lokasi rahasia dan penemuan lebih dari 10.000 mikrodrone di ibu kota Teheran.


Beberapa di antaranya disebut telah digunakan dalam pembunuhan ilmuwan nuklir.


“Jelas sekali bahwa Mossad memiliki jaringan sangat luas di dalam Iran. Mungkin 90 persen dari mereka adalah warga lokal,” kata Mohammad Ali Shabani, analis Iran sekaligus editor situs berita independen Amwaj.media.


“Pertanyaan besarnya adalah: siapa mereka? Semua orang kini saling menuding," imbuhnya.


Salah satu warga Teheran, Soroor (39), mengaku pernah melaporkan sebuah rumah yang dicurigai sebagai markas rahasia.


“Saya melihat sendiri beberapa orang ditangkap dan drone dibawa keluar dari sana,” ujarnya.


Iran juga menyiarkan iklan layanan masyarakat di media sosial dan situs berita, dengan karikatur sabotase dan instruksi kepada warga.


Dalam pernyataan di kantor berita Fars, Kepala Kepolisian Iran Ahmad-Reza Radan menyampaikan, “Jika Anda menyewakan rumah Anda baru-baru ini, segera laporkan, terutama jika penyewa mencurigakan.”


Solidaritas nasional makin meningkat


Dalam beberapa kasus, pemerintah Iran mengeklaim berhasil menggerebek lokasi perakitan senjata berkat laporan warga.


“Ini publik yang biasanya enggan berurusan dengan kementerian intelijen,” kata Shabani.


“Namun kini, tampaknya ada dinamika baru. Sebagian warga justru ingin membantu," tambahnya.


Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, yang baru terpilih dengan janji memperbaiki ekonomi dan menjalin hubungan dengan Barat, menyerukan perubahan cara memerintah.


“Perang dan persatuan rakyat telah menciptakan peluang untuk mengevaluasi kembali cara kita menjalankan pemerintahan,” ujar Pezeshkian kepada kabinetnya, seperti dikutip media pemerintah.


“Ini adalah peluang emas untuk berubah," tandasnya.

×