Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap dirinya sempat diingatkan oleh seorang petinggi untuk lebih waspada setelah membongkar kasus kecurangan beras yang melibatkan 212 merek.
Amran menjelaskan, dugaan kecurangan ini berawal dari anomali harga dalam tiga bulan terakhir. Saat itu, harga gabah di tingkat petani justru turun, sementara harga beras di pasaran terus naik.
"Jujur kami merasakan tekanan luar biasa dulu 5, 6 tahun di Rakortas, Ratas di sidang kabinet. Kami mencoba mengecek karena kesempatan ini langka terjadi karena stok banyak," kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (2/7).
Untuk membuktikan dugaan tersebut, Amran bersama Satgas Pangan turun langsung ke lapangan di 10 provinsi. Tim memeriksa berbagai jenis beras, mulai dari premium hingga medium, dengan melibatkan 13 laboratorium. Hasilnya, sebanyak 85 persen dari 212 merek yang diuji tidak memenuhi ketentuan.
Mayoritas beras tersebut dinilai tidak sesuai volume, melanggar harga eceran tertinggi (HET), tidak teregistrasi PSAT, serta tidak memenuhi standar mutu sesuai Permentan No. 31 Tahun 2017.
Setelah temuan ini, Amran mengaku menerima peringatan agar berhati-hati karena persoalan tersebut melibatkan pihak berpengaruh.
"Kami mengerti bahwa dampaknya bahkan kemarin kami ditegur khusus oleh petinggi, kami tidak sebut namanya. Bahwa harus hati-hati dengan itu. Kami katakan kami merugikan negara merugikan rakyat merugikan petani merugikan konsumen. Jadi kami betul-betul persiapkan dengan baik," jelas Amran.
Amran menjelaskan alasan 212 produk beras tersebut belum diumumkan sepenuhnya ke publik karena akan disampaikan sebagai barang bukti pada saat diumumkan.
Lebih lanjut, Amran menegaskan bukti yang dikumpulkan sudah sangat lengkap. Dia menyimpan beberapa bukti video dan hasil lab.
Ia juga menyebut distribusi beras bermasalah tersebut sudah tersebar di berbagai saluran ritel. Bahkan di ritel kecil sekalipun.
"Beredar (hingga ke ritel kecil). Supermarket beredar. Itu kita ambil sampel-sampel dari sana semua. Dari semua tingkatan kita ambil sampel itu," katanya.