Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat dalam pidato publik pertamanya sejak gencatan senjata Iran-Israel diberlakukan.
Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan ragu menyerang pangkalan militer AS di kawasan Timur Tengah jika Washington kembali melancarkan agresi terhadap wilayahnya.
“Republik Islam memiliki akses ke pusat-pusat utama AS di kawasan ini dan dapat bertindak kapan saja,” ujar Khamenei dalam siaran televisi nasional.
Ia menambahkan bahwa setiap bentuk agresi akan dibalas dengan harga mahal.
Pernyataan ini muncul setelah konflik bersenjata selama 12 hari antara Iran dan Israel yang menewaskan lebih dari 600 warga Iran dan melukai ribuan lainnya.
Serangan balasan Teheran ke Israel juga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.
Khamenei menuding AS terlibat langsung dalam konflik untuk menyelamatkan Israel dari kehancuran total.
Ia juga menyebut serangan AS terhadap situs nuklir Iran sebagai tindakan yang gagal, dan menyindir mantan Presiden Donald Trump karena menyembunyikan kebenaran.
Dalam pidatonya, Khamenei mengklaim bahwa serangan Iran ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar adalah tamparan keras ke wajah Amerika dan menandai awal dari sebuah era baru.
Ia menegaskan bahwa Iran akan terus menentang ketidakadilan dan agresi, tanpa gentar terhadap kekuatan aliansi manapun.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh AS mulai berlaku pada 24 Juni, namun ketegangan masih membara. Dunia kini menanti: apakah ini hanya jeda sementara, atau awal dari babak baru konfrontasi global?