Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Menhan Israel Kumpulkan Petinggi Militer Pertimbangkan Serang Iran Lagi, Teheran Siaga Tempur Penuh

Juli 23, 2025 Last Updated 2025-07-23T05:48:25Z


Menteri Pertahanan Israel Katz pada Selasa (22/7/2025) malam mengindikasikan Israel mungkin mempertimbangkan untuk melanjutkan kampanyenya melawan Iran.  Pertimbangan itu diputuskan dalam sebuah penilaian bersama para pemimpin militer senior.


Pertemuan tersebut dihadiri oleh tokoh-tokoh militer penting seperti Kepala Staf Mayjen Eyal Zamir, Wakil Kepala Staf Mayjen Tamir Yadai, dan para kepala Direktorat Intelijen IDF, serta komandan IDF lainnya dan perwakilan dari Mossad dan Shin Bet (Badan Keamanan Israel).


Katz menekankan pentingnya mempertahankan superioritas udara Israel, yang dicapai selama Operasi Rising Lion. Ia menyerukan pengembangan rencana penegakan hukum yang efektif untuk mencegah Iran memulihkan program nuklir dan misilnya.


Pada awal Juli, dalam upacara wisuda pilot IAF, Katz mengeluarkan peringatan langsung kepada Iran. Ia menyatakan bahwa para lulusan tersebut merupakan perpanjangan tangan IDF, yang mampu menyerang di mana pun di Iran—dari Teheran hingga Isfahan hingga Tabriz, sebagaimana dilaporkan The Jerusalem Post sebelumnya.


"Tidak ada tempat bagi para pejabat Iran yang merugikan Israel untuk bersembunyi," pungkasnya.


Menyikapi ancaman, Iran siap merespons setiap potensi serangan baru dari Israel. Hal itu ditegaskan Presiden Masoud Pezeshkian kepada kantor berita Aljazirah dalam wawancara televisi pertamanya sejak berakhirnya konflik militer kedua negara selama 12 hari, Rabu.


"Kami siap menghadapi setiap aksi militer oleh Israel, dan pasukan kami berada dalam siaga tempur penuh untuk menyerang kembali jauh ke wilayah Israel," kata Pezeshkian, seraya menambahkan bahwa Israel bungkam mengenai skala serangan Iran sebelumnya.


Pezeshkian menyebut semua pembicaraan tentang penghentian program nuklir Iran sebagai "ilusi," menekankan bahwa Teheran tidak menginginkan perang, tetapi juga tidak sepenuhnya percaya pada gencatan senjata yang langgeng.


Presiden Iran itu lebih lanjut mengatakan dia setuju dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir.


Pada saat sama, Pezeshkian mengatakan bahwa pengayaan uranium di wilayah Iran akan terus berlanjut di masa mendatang dalam kerangka hukum internasional.  Teheran tidak akan menoleransi ancaman apa pun terkait program nuklir damainya.


Pada 13 Juni malam, Israel menyerang Iran dengan dalih bahwa Teheran tengah mengembangkan program nuklir militer rahasia. Teheran membantah keras tuduhan tersebut, dan membalas secara telak serangan rezim Zionis tersebut.


Kedua pihak saling serang selama 12 hari. Amerika melibatkan diri dalam konflik bersenjata itu dengan menyerang fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni malam.


Malam berikutnya, Teheran membalas aksi militer Gedung Putih tersebut dengan melancarkan serangan rudal ke pangkalan AS Al Udeid di Qatar.


Trump mengatakan pada 23 Juni bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk gencatan senjata guna mengakhiri perang 12 hari.

×