Suriah murka usai militer Israel menyerang Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus dan pasukan pemerintah di sebelah selatan Suriah, Suweida.
Serangan tersebut terjadi pada Rabu (16/7/2025), dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berkilah serangan itu demi membela kaum Druze.
Amerika Serikat (AS) pun langsung bertindak atas insiden penyerangan tersebut.
Baca Juga: Israel Bom Gedung Kementerian Pertahanan Suriah di Damaskus, Berdalih Bela Minoritas Druze
Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan serangan itu menargetkan institusi pemerintahan dan fasilitas sipil di Damaskus dan Suweida.
Mereka juga menyebut serangan tersebut telah membunuh sejumlah warga sipil yang tak berdaya.
“Serangan terang-terangan ini, yang merupakan bagian dari kebijakan yang disengaja dilakukan entitas Israel untuk mengobarkan ketegangan, menyebarkan kekacauan, dan merusak keamanan dan stabilitas di Suriah, merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan hukum kemanusiaan internasional,” bunyi pernyataan mereka dikutip dari BBC.
AS pun segera bertindak setelah serangan terjadi, dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan AS sangat khawatir dengan serangan Israel ke Suriah.
Ia pun menginginkan agar pertempuran kedua belah pihak segera berakhir.
Utusan Khusus AS untuk Suriah Tom Barrack pun menghubungi Penasihat Netanyahu, Ron Darmer untuk mendorong deeskalasi.
“Kami mengatakan kepada Israel untuk menahan diri dan menarik napas,” kata Barrack dilansir dari Axios.
Ia menambahkan bahwa Pemerintahan Donald Trump mendorong pembicaraan langsung antara Israel dan Suriah untuk menyelesaikan krisis ini.
Serangan Israel didasari oleh pertempuran sektarian yang terjadi di sejumlah kawasan Druze di Suweida sejak Minggu (13/7) lalu.
Lebih dari 300 orang dilaporkan terbunuh di Suweida sejak pertempuran antara milisi Druze dan Suku Badui pecah.
Netanyahu mengatakan ia berkomitmen untuk menghindarkan Druze di Suriah disakiti, karena hubungan dekat dari mereka yang tinggal di Israel dan yang bermukim di daerah yang diduduki Israel, Dataran Tinggi Golan.
“Militer kami bekerja untuk menyelamatkan saudara Druze kami dan mengakhiri rezim geng,” ujar Netanyahu.