Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Kisah D.B Cooper, Membajak Pesawat, Terjun dengan Parasut, dan Menghilang Ditelan Bumi

Agustus 23, 2025 Last Updated 2025-08-23T08:16:44Z


Pada tahun 1971, terjadi peristiwa pembajakan pesawat dengan rute penerbangan Portland, Oregon ke Seattle, Washington, Amerika Serikat (AS) yang sampai saat ini belum terpecahkan kasusnya. 


Pesawat tersebut berjenis Boeing 727-100 milik Northwest Orient Airlines dan membawa 36 penumpang.


Seorang pria bernama Dan Cooper membajak penerbangan tersebut dan menuntut uang sejumlah 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,2 miliar.


Ia kemudian terjun dari pesawat tersebut menggunakan parasut dan menghilang.


Sampai kini, FBI belum dapat mengidentifikasi dan menemukan Dan Cooper.


Pembajakan tahun 1971


Dikutip dari The Guardians, Selasa (24/6/2025), pada malam 24 November 1971, Dan Cooper atau D.B Cooper menaiki penerbangan Northwest Orient menuju Seattle, Washington, dari Portland, Oregon.


Cooper saat itu mengenakan setelan jas dan kacamata hitam, ia duduk di kursi bagian belakang.


Saat penerbangan berlangsung, Florence Schaffner, salah seorang pramugari di pesawat tersebut menerima sebuah catatan kecil dari Cooper.


Schaffner mengira catatan tersebut adalah nomor telepon, sebab bukan pertama kalinya seorang penumpang merayunya. Ia kemudian menyimpan kertas tersebut di dalam tas.


Melihat Schaffner tak membaca surat darinya, Cooper pun mencondongkan tubuh ke arah pramugari tersebut dan mengatakan bahwa ia memiliki bom. 


“Nona saya punya bom di tas kerja saya dan saya ingin Anda duduk di samping saya," tulis Cooper dalam surat tersebut. 


Tak hanya memberikan catatan, Cooper juga membuka kopernya, memperlihatkan pada Schaffner empat batang silinder yang terhubung ke kabel dan baterai. Benda itu jelas terlihat menyerupai bom. 


Cooper memberitahu Schaffner mengenai permintaannya; pesawat diharuskan mengisi bahan bakar di Seattle, permintaan uang 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 3,2 miliar, empat parasut, serta meminta untuk tidak memberitahu para penumpang.


Ketika para penumpang turun di Seattle, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa mereka baru saja terbang dengan pembajak pesawat.


Kru darat pun mematuhi perintah Cooper dan mengisi bahan bakar pesawat, sementara pihak berwenang memberikan uang tunai dan parasut kepada awak pesawat.


Setelah selesai mengisi bahan bakar, Cooper meminta pilot untuk menerbangkan pesawat dengan rendah dan lambat.


Di suatu titik di atas Washington, Cooper menurunkan tangga udara di bagian belakang pesawat, dan melompat di kegelapan malam. Setelah itu, ia menghilang dan tak pernah ditemukan kembali. 


Cooper diketahui hanya meninggalkan jejak dasi, jepitan dasi, dan nama yang tertulis di tiketnya, yaitu "Dan Cooper", yang ternyata keliru ditulis dalam berita-berita kontemporer sebagai DB Cooper. 


Petunjuk dan penyelidikan FBI


Dilansir The Economic Times, Sabtu (5/7/2025), dokumen FBI diketahui baru saja membuka dokumen rahasia mereka yang menguraikan sejumlah petunjuk dan tersangka yang dikejar oleh badan tersebut. 


Salah satu petunjuk penting menyebutkan, tersangka tersebut menggunakan kursi roda. 


Namun, para agen dengan cepat menyingkirkannya, dengan catatan dalam berkas yang menyatakan dengan jelas bahwa seseorang yang menggunakan kursi roda tidak mungkin melakukan pembajakan pesawat.


Berkas-berkas tersebut juga menyebutkan puluhan tersangka lainnya, termasuk pilot, penerjun payung, dan karyawan Boeing. 


Banyak yang sudah diselidiki. Agen menunjukkan foto-foto para tersangka kepada para saksi.


Namun, sebagian besar akhirnya dieliminasi dari penyelidikan, dan tidak ada petunjuk konkret yang muncul.


Salah satu detail menarik yang ditemukan dalam berkas tersebut adalah pemeriksaan dasi yang ditinggalkan pembajak di pesawat. 


Analisis forensik mengungkapkan lebih dari 100.000 partikel mikroskopis pada dasi tersebut, termasuk logam industri langka seperti titanium murni, bismut, dan strontium sulfida.


Penemuan ini membuat para penyelidik berspekulasi bahwa Cooper mungkin bekerja di industri seperti kedirgantaraan atau elektronik, bahkan mungkin memiliki akses ke fasilitas Boeing.

×