Perjuangan Panjang Mpok Alpa Melawan Penyakit
Kabar duka menyelimuti dunia hiburan tanah air. Komedian Nina Carolina atau yang lebih dikenal dengan nama Mpok Alpa, meninggal dunia di usia 38 tahun pada Jumat, 15 Agustus 2025 pukul 08.31 WIB di RS Dharmais, Jakarta Barat. Almarhumah sebelumnya berjuang melawan kanker payudara yang telah menyebar ke paru-paru selama lebih dari tiga tahun.
Wanita kelahiran Jakarta, 12 Maret 1987 ini meninggalkan seorang suami, Aji Darmaji, dan empat anak. Mereka adalah Sherly, anak sulungnya, serta si kembar Raffi Ahmad Darmadina dan Raffa Ahmad Darmadina, dan Alfatih.
Pemakaman dilakukan di Kompleks Pemakaman Wakaf Kujaran, Ciganjur, Jakarta Selatan, tepat di samping makam ibundanya.
Detik-detik Terakhir Mpok Alpa
Menurut penuturan sang suami, Aji Darmaji atau Idung, sejak dini hari Mpok Alpa sudah tampak gelisah. Ia berpindah tempat tidur beberapa kali dan sulit bernafas. Kondisinya semakin menurun menjelang Subuh hingga hanya mampu berkomunikasi lewat tulisan di ponsel.
Idung menuturkan bahwa saat menjelang ajal, Mpok Alpa meminta oksigennya dilepas karena sudah tidak kuat. Ia pun dipangku sang suami sembari dituntun untuk mengucapkan kalimat syahadat. Dengan senyum terakhir di wajahnya, Mpok Alpa menghembuskan napas terakhir dalam dekapan suami tercinta.
Tanda-tanda Khusnul Khatimah
Banyak umat Muslim mendambakan akhir hidup dalam keadaan khusnul khatimah. Dari hadis Rasulullah SAW disebutkan bahwa salah satu tandanya adalah meninggal di hari Jumat atau malam Jumat, wafat dengan wajah tersenyum, serta sempat mengucapkan kalimat tauhid.
Hal itu terlihat pada kepergian Mpok Alpa. Idung bahkan menceritakan bahwa istrinya pernah berdoa agar wafat pada hari Jumat. Doa itu terkabul, menjadi pengingat bahwa kematian adalah ketetapan Allah SWT yang tidak bisa dihindari.
Perjuangan yang Tak Tersampaikan
Sebelum berpulang, Mpok Alpa sempat berencana menjalani operasi di Malaysia pada Juli 2025. Namun kondisinya tidak memungkinkan karena batuk yang berkepanjangan. Penyakit itu membuatnya semakin lemah, hingga akhirnya kembali dirawat di RS Dharmais.
Asisten rumah tangganya, Tika, mengungkapkan bahwa Mpok Alpa sempat menyembunyikan penyakitnya dari publik, bahkan dari keluarga besar, agar tidak menjadi beban pikiran. Ia memilih menanggung rasa sakit demi menjaga ketenangan orang-orang yang dicintainya.
Pesan Terakhir untuk Anak-anak
Di tengah perjuangan beratnya, Mpok Alpa menitipkan pesan mendalam kepada suami untuk menjaga dan mendidik anak-anak mereka. Ia menekankan agar si kembar tidak kekurangan susu dan berharap anak-anaknya mendapat pendidikan setinggi mungkin.
“Selalu anak yang disebut. Mau meninggal pun, pikirannya tetap untuk anak-anak,” kenang Idung penuh haru.
Pilihan Seorang Ibu
Keberanian Mpok Alpa juga terlihat ketika dokter memintanya memilih antara keselamatan dirinya atau anak yang dikandung. Tanpa ragu, ia memilih menyelamatkan buah hatinya. Setelah melahirkan, ia bahkan sempat berpura-pura memberi ASI demi menjaga rahasia penyakitnya.
Keputusan itu memperlihatkan kasih sayang seorang ibu yang rela mengorbankan segalanya untuk anak-anaknya.
Penutup
Kepergian Mpok Alpa membawa duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan penggemarnya. Namun perjuangan, ketabahan, serta keikhlasannya menghadapi ujian hidup menjadi pelajaran berharga tentang arti cinta, kesabaran, dan keimanan.
Semoga almarhumah husnul khatimah dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.