Jakarta memanas bukan hanya karena teriknya matahari, tapi juga karena semangat persatuan yang membara. Minggu, 10 Agustus 2025, ratusan ribu orang dari berbagai penjuru Nusantara memadati Masjid Istiqlal untuk mengikuti Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Bela Negara Lintas Agama. Dari lantai dasar hingga lantai tiga, semua ruang penuh sesak oleh jamaah yang datang dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, hingga pelosok Indonesia.
Terapi Nuswantara Sambut Peserta
Di halaman pintu al-Fatah, belasan tenda putih milik Forum UMKM Nuswantara (FUN) Terapis Herbalis berdiri. Ketua rombongan, Zeni Sontani, menjelaskan bahwa tim gabungan dari FUN dan Majelis Terapis Herbalis Nuswantara (MANTRA) menyediakan berbagai terapi tradisional, mulai dari bekam, akupunktur, pijat refleksi, hingga totok wajah. Sekitar 20 terapis bertugas melayani tamu dari pukul 13.00 hingga 21.00, dengan total lebih dari 250 pengunjung yang menikmati layanan tersebut.
Salah satu peserta, Yana (45) asal Kemanggisan, mengaku merasakan manfaat langsung setelah diterapi. “Kebas di tangan kiri saya jauh berkurang. Semoga nggak sakit lagi,” ucapnya lega.
Dzikir Kebangsaan dan Ikrar Lintas Agama
Selepas Isya’, acara inti dimulai. Habib Luthfi bin Yahya memimpin dzikir yang diikuti sekitar 200.000 orang. Suasana khidmat menyelimuti area masjid. Ketua Kemayoran Command Center, Siti Ajijah, menyebut acara ini luar biasa karena mampu menyatukan begitu banyak umat dalam satu momen.
Dzikir dilanjutkan dengan ikrar bela negara yang dipimpin pemuka agama Katolik, diikuti oleh pemuka agama Konghucu, Buddha, Hindu, dan Protestan. Faisal M. Faris, pimpinan Ruang Curhat, menyebutnya sebagai momen mengharukan karena seluruh agama sepakat membela Indonesia.
Kain Merah Putih 660 Meter di Dalam Istiqlal
Momen semakin membara ketika Ahmad Fauzan Fathur Rahman (Komandan Marbot Masjid Muda) dan Alwan Murtadho (Panglima Santri Nuswantara) membentangkan kain merah putih sepanjang 660 meter di dalam masjid. Tindakan ini dibantu sejumlah tokoh muda dan komunitas lain, diiringi orasi Habib Luthfi yang memantik semangat jamaah. “Apakah kita rela bangsa ini dipecah-belah?” teriaknya. Serentak massa menjawab lantang, “TIDAAK!”
Menteri Agama: Momen Langka Persatuan
Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar menyebut acara ini sebagai “resepsi pernikahan antara Islam dan Nuswantara,” menggambarkan betapa harmonisnya persatuan yang tercipta.
Acara ditutup dengan penampilan sholawat Az-Zahir dari Pekalongan, yang berhasil mengajak ribuan jamaah bershalawat bersama. Kiai Harun Ismail, salah satu penyelenggara, mengucapkan terima kasih kepada seluruh anak muda Nuswantara yang turut menyukseskan acara monumental ini.[]