Layanan pemantau gangguan digital Downdetector melaporkan bahwa jaringan internet satelit global Starlink milik SpaceX mengalami gangguan besar-besaran pada Senin (15/9) pagi waktu setempat.
Ribuan pengguna di seluruh dunia melaporkan terputusnya koneksi sejak sekitar pukul 07.00 waktu setempat.
Menurut pantauan Downdetector, puluhan ribu keluhan tercatat dari berbagai negara terkait akses internet Starlink. Layanan pemantau ini biasa memberikan informasi real-time mengenai status beragam aplikasi, situs web, hingga layanan komunikasi populer berdasarkan laporan langsung dari pengguna.
Gangguan berskala global ini menimbulkan kekhawatiran serius, mengingat Starlink saat ini menjadi tulang punggung konektivitas di banyak wilayah terpencil, serta digunakan secara strategis di berbagai sektor, termasuk militer.
Insiden gangguan ini juga mengingatkan publik pada pernyataan sebelumnya dari Robert “Madyar” Brovdi, komandan UAV Systems Forces Angkatan Bersenjata Ukraina.
Pada 15 September, Robert melaporkan sempat terhentinya layanan Starlink di sepanjang garis depan perang, sebelum akhirnya bertahap kembali pulih. Ada kekhawatiran peran kekuatan global di balik pemadaman tersebut, terlebih Rusia dan AS cukup mesra belakangan ini.
UNN, media Ukraina, menyoroti mengenai ketergantungan Ukraina infrastruktur komunikasi satelit swasta yang dimonopoli oleh satu perusahaan. Starlink yang dioperasikan SpaceX bukan hanya melayani pengguna rumahan, tetapi juga negara, lembaga militer, hingga proyek-proyek penting di garis depan konflik. Jika satu titik terpusat mengalami gangguan, dampaknya dapat langsung dirasakan skala global.
Elon Musk mengeklaim Starlink dapat menggabungkan internet rumah dengan jaringan seluler. Ini berarti membuka kemungkinan layanan satelit itu bisa menggantikan operator seluler.
Hal ini disampaikan Musk sehari setelah perusahaannya, SpaceX, mengakuisisi spektrum nirkabel senilai US$17 miliar dari perusahaan telekomunikasi EchoStar.
Dikutip dari CNET.com yang mengutip Musk dalam podcast All-In, orang terkaya dunia itu membuka kemungkinan terkait dengan salah satu cara untuk memperoleh lebih banyak spektrum adalah dengan langsung membeli Verizon.
“Bukan hal yang mustahil. Saya kira itu bisa saja terjadi,” kata Musk, dikutip Bisnis dari CNET.com pada Kamis (11/9/2025).
Namun, dia menekankan Starlink tidak akan membuat AT&T, T-Mobile, dan Verizon ‘gulung tikar’ dalam waktu dekat karena perusahaan-perusahaan itu masih memiliki spektrum nirkabel yang jauh lebih luas, yang digunakan untuk mengirim pesan teks, melakukan panggilan, dan streaming video.
CEO SpaceX itu juga memaparkan rencana untuk memanfaatkan spektrum baru tersebut agar satelit Starlink dapat mengirim data langsung ke ponsel pelanggan. Dari total 8.140 satelit SpaceX yang mengorbit, 657 di antaranya adalah satelit direct-to-cell. Sisanya digunakan untuk layanan internet Starlink.
“Ini semacam proyek jangka panjang. Hal ini akan memungkinkan SpaceX memberikan konektivitas berkapasitas tinggi langsung dari satelit ke ponsel. Namun, ada perubahan perangkat keras yang perlu dilakukan pada ponsel,” jelasnya.