Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Soal Keracunan MBG, Cak Imin: Pemerintah tak akan Tutup Mata terhadap Kejadian ini

September 28, 2025 Last Updated 2025-09-28T10:32:20Z

 


Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menuturkan pemerintah serius dalam mengevaluasi dan memperbaiki pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG), serta terus mendengar dan menindaklanjuti seluruh masukan masyarakat.


"Saya dan seluruh jajaran pemerintah sangat prihatin dan menyampaikan simpati kepada para siswa dan keluarga yang terdampak. Keselamatan dan kesehatan masyarakat adalah prioritas utama kami. Pemerintah tidak akan menutup mata terhadap kejadian ini," ujar Menko Muhaimin Iskandar di Sleman, DIY, Sabtu.


Upaya evaluasi dan perbaikan tersebut menindaklanjuti arahan dari Presiden Prabowo Subianto.


Muhaimin menegaskan evaluasi akan dilakukan secara menyeluruh pada rantai pelaksanaan MBG, mulai dari penyediaan bahan baku, pengolahan, hingga distribusi yang dilakukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang harus dipastikan sesuai standar operasional.


"Sertifikat laik hygiene sanitasi, sertifikasi halal, dan bukti penggunaan air layak pakai. Itu kewajiban yang harus ditegakkan di semua dapur MBG," kata dia.


Muhaimin Iskandar menekankan bahwa pelaksanaan MBG bukan hanya memberi makan gratis kepada penerima manfaat, tetapi juga memastikan setiap anak mendapatkan makanan yang higienis, aman, dan berkualitas.


Di sisi lain, Menko Muhaimin menegaskan bahwa pemerintah akan tetap melanjutkan program MBG di tengah upaya evaluasi menyeluruh.


Pasalnya, keberlanjutan MBG dinilai penting untuk mencapai pemerataan peningkatan gizi anak bangsa.


"MBG adalah investasi masa depan bangsa. Kita tidak boleh berhenti di tengah jalan. Sesuai kata Presiden bahwa ini adalah rintangan yang harus kita hadapi dalam proses awal menjalankan program besar. Yang terpenting kita harus berani memperbaiki dan membenahi setiap prosesnya," kata Muhaimin Iskandar.


Menurutnya, MBG adalah gerakan pendidikan gizi masyarakat sebagai pondasi ketangguhan masa depan Indonesia.


"Kami ingin masyarakat memahami pentingnya asupan yang sehat dan cara pengolahan yang higienis, sehingga anak-anak dan keluarga memiliki kesadaran untuk menjaga pola makan yang baik," imbuhnya.


Selain itu, program MBG berpotensi menjadi ekosistem yang mempercepat pemberdayaan masyarakat.


"Kami akan terus berupaya memaksimalkan potensi pemberdayaan program MBG. Memberdayakan petani, UMKM, dan pengusaha lokal yang terlibat, sambil memastikan mutu dan keamanan pangan di dalam mata rantainya," ujar Muhaimin Iskandar.


Ia meyakini MBG mampu menjadi gerakan gotong-royong pemberdayaan masa depan anak-anak Indonesia yang harus terus dikawal pelaksanaannya.


"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan, yakni pemerintah daerah, penyedia layanan, dunia usaha, hingga masyarakat untuk bersama menjaga kualitas dan keamanan serta meningkatkan manfaat MBG," tutur Menko Muhaimin Iskandar.


Cakupan MBG tidak hanya sebatas pemberian makanan, tetapi juga menciptakan rantai ekonomi yang melibatkan berbagai pihak di tingkat lokal. Ini menciptakan siklus ekonomi berkelanjutan yang mendorong kemandirian dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya.


Cakupan MBG


MBG melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk memasok bahan makanan dan mengolahnya. Keterlibatan ini menciptakan dampak positif, antara lain:


Peningkatan pendapatan


UMKM, termasuk pedagang kecil, pengusaha katering, petani, dan peternak, mendapatkan pasar yang pasti dan stabil. Ini membantu meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan.

 

Penguatan ekonomi desa


Di wilayah pedesaan, program ini dapat menyerap hasil pertanian dan peternakan lokal, yang mendorong pertumbuhan ekonomi di desa-desa.


Penciptaan lapangan kerja


Banyaknya dapur umum dan sentra produksi makanan di berbagai daerah menciptakan lapangan kerja baru, baik untuk koki, asisten, maupun staf pengiriman.


Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)


Dampak jangka panjang MBG terhadap peningkatan kualitas SDM juga menjadi kunci dalam pemberdayaan.


Peningkatan kesehatan dan gizi


Anak-anak dan kelompok rentan, seperti ibu hamil, mendapatkan asupan gizi yang lebih baik. Hal ini penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, yang pada akhirnya akan menghasilkan generasi yang lebih cerdas dan produktif.


Peningkatan angka kehadiran di sekolah


Dengan terpenuhinya kebutuhan gizi, anak-anak menjadi lebih fokus belajar, yang berpotensi meningkatkan angka kehadiran dan prestasi akademis di sekolah.

×