Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menarik perhatian publik lewat pernyataannya yang menohok namun penuh makna. Menanggapi meme yang menghina dirinya, Bahlil memberikan respons bijak dan menegaskan bahwa nilai seseorang tak bisa diukur dari rupa atau penampilan fisik semata.
“Belum tentu orang ganteng itu cerdas pikirannya. Belum tentu orang yang tidak sempurna tubuhnya itu jelek pikirannya. Yang bisa membedakan kemuliaan manusia di muka bumi hanyalah dia dengan Tuhan,” ujar Bahlil pada Jumat (24/10/2025).
Bahlil: “Jangan Menilai Melebihi Kemampuan Kita”
Bahlil mengingatkan masyarakat agar tidak mudah menilai orang lain secara berlebihan. Ia menegaskan bahwa hanya Tuhan yang berhak menilai derajat dan kemuliaan seseorang.
“Kita tidak boleh menilai melebihi batas kemampuan kita. Biarlah Allah yang akan melakukan itu semua,” tegasnya.
Pernyataan tersebut disampaikan setelah beredarnya meme yang menjelekkan dirinya di media sosial. Namun, alih-alih tersulut emosi, Bahlil memilih menanggapi dengan sabar dan penuh keikhlasan.
“Saya Maafkan, Semoga Mereka Diberi Kesadaran”
Alih-alih menempuh jalur hukum, Bahlil mengaku telah memaafkan pihak-pihak yang menghina dirinya. Bahkan, ia turut mendoakan agar para penghina diberi kesadaran dan hidayah oleh Allah.
“Saya maafkan kok. Biarlah Allah yang menilai. Saya doakan Allah berikan kesadaran untuk saudara-saudara saya yang mungkin salah berpikir. Semoga mereka kembali ke jalan yang benar,” ucapnya dengan tenang.
Sikap ini menunjukkan keteguhan Bahlil dalam menjaga etika dan kedewasaan di tengah kritik yang menyerang pribadinya.
Instruksikan AMPG Cabut Laporan
Selain itu, Bahlil juga mengungkapkan bahwa dirinya akan meminta Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) untuk mencabut laporan terhadap pihak yang telah menghina dirinya di media sosial.
“Saya nanti kasih tahu sama anak-anak, sama Sekjen. Sekjen kemarin sudah, tadi pagi saya panggil. Sekjen coba panggil itu adik-adik kita. Ya pastilah, mereka juga manusia, ada rasa spontanitas,” ujarnya.
Namun, ia juga menegaskan agar persoalan tersebut tidak diperpanjang. Bahlil menilai, ketika seseorang sudah meminta maaf, maka sudah sepatutnya dimaafkan.
“Kalau sudah ada yang minta maaf, ya sudah stop. Allah saja mau memaafkan umatnya yang minta ampun, apalagi kita manusia. Tidak boleh juga kita melebihi kodrat ilahi kita,” tutupnya.
Sikap Bijak Pemimpin di Tengah Kritik
Respons Bahlil mendapat banyak apresiasi dari publik karena menunjukkan sikap seorang pemimpin yang rendah hati, berjiwa besar, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta spiritualitas.
Di tengah derasnya arus media sosial yang sering kali digunakan untuk menyerang secara personal, cara Bahlil menanggapi dengan kepala dingin dan penuh empati menjadi contoh bahwa pejabat publik tetap bisa beretika tanpa kehilangan wibawa.


