Inovasi bahan bakar nabati Bobibos kembali menarik perhatian publik setelah diklaim mampu diproduksi dari limbah jerami dan menjadi alternatif energi baru terbarukan. Produk ini disebut bukan hanya berfungsi sebagai bahan bakar, tetapi juga menjadi bagian dari ekosistem pemanfaatan jerami yang menghasilkan pakan ternak dan berbagai produk turunan lainnya.
Di tengah meningkatnya rasa penasaran publik, tim pengembang Bobibos menyatakan kesiapannya untuk membuktikan performa bahan bakar ini melalui uji coba terbuka.
Siap Dibuktikan Lewat Uji Terbuka
Penggagas Bobibos, M Ikhlas Thamrin, menyatakan bahwa pihaknya siap melakukan pengujian terbuka bersama media dan pihak independen. Ia bahkan menawarkan uji ketahanan mesin dengan kendaraan baru.
“Silakan kalau ada yang mau uji. Kita siap. Mobilnya baru, dua unit, bensin dan diesel. Diuji 24 jam, habis itu mesin dibongkar,” ujar Ikhlas kepada Kompas.com, Selasa (18/11/2025).
Ikhlas menegaskan seluruh parameter uji dapat disepakati bersama di awal untuk memastikan hasil yang objektif dan transparan.
Terkendala Regulasi ESDM
Meski sudah siap diuji, Bobibos belum bisa dipasarkan secara resmi karena masih menunggu regulasi dari Kementerian ESDM. Ikhlas menjelaskan bahwa Bobibos tergolong Energi Baru Terbarukan (EBT), bukan migas, sehingga belum memiliki parameter teknis di dalam regulasi.
“Belum ada parameter biogasologi dalam regulasi. Ini yang kita tunggu dari ESDM,” ujarnya.
Menurutnya, proses penyusunan regulasi bisa memakan waktu hingga dua tahun, namun dapat dipercepat menjadi sekitar delapan bulan.
Jerami: Limbah Melimpah dengan Potensi Ekonomi
Ikhlas menjelaskan pemilihan jerami sebagai bahan dasar karena ketersediaannya berlimpah dan sering tidak dimanfaatkan. Dari satu hektar sawah, dapat dihasilkan sekitar 9 ton jerami, namun hanya sekitar setengahnya digunakan sebagai pakan.
Sisanya kerap dibakar.
Melalui proses pengolahan yang dikembangkan Bobibos, jerami dapat menghasilkan:
bahan bakar nabati,
pakan ternak (sapi, ayam, ikan),
serta produk turunan lainnya.
Pandangan ini sejalan dengan gagasan Dedi Mulyadi (KDM) yang mendorong pemanfaatan jerami sebagai sumber ekonomi baru bagi desa.
BRIN: Potensial, tetapi Perlu Uji Berlapis
Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN, Cuk Supriyadi Ali Nandar, menilai inovasi ini potensial secara teori. BRIN sendiri pernah melakukan riset jerami menjadi bahan bakar pada 2015–2016, meski masih skala laboratorium.
Cuk menyebut sejumlah tantangan, seperti:
rendemen produksi yang rendah,
teknologi pre-treatment yang mahal,
kebutuhan pemenuhan standar nasional/internasional,
serta pengujian langsung pada mesin (engine test).
BRIN menyatakan siap mendampingi proses verifikasi apabila data teknis Bobibos disampaikan secara lengkap.
Menunggu Pembuktian di Lapangan
Dengan klaim performa yang besar, kesiapan Bobibos menjalani uji coba terbuka menjadi langkah penting dalam membuktikan efektivitas dan keamanannya sebagai bahan bakar berbasis jerami.
Namun, verifikasi ilmiah dan legalitas tetap menjadi tahapan wajib sebelum Bobibos dapat dipasarkan.
Ikhlas menegaskan pihaknya sangat terbuka terhadap pengujian oleh media maupun lembaga independen.
“Kita siap ditantang,” ucapnya.

