Kemunculan bahan bakar baru berbahan dasar jerami bernama Bobibos dalam beberapa pekan terakhir membuat masyarakat penasaran. Produk yang disebut sebagai bahan bakar nabati (BBN) ini diklaim ramah lingkungan dan bahkan memiliki Research Octane Number (RON) 98,1, bersaing dengan BBM premium di pasaran.
Bobibos: BBM Alternatif dari Limbah Jerami
Bobibos dikembangkan dari limbah jerami hasil panen petani. Selain dianggap lebih murah dan berkelanjutan, produk ini juga digadang-gadang mampu membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi petani yang selama ini menganggap jerami sebagai limbah tanpa nilai tambah.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kemudian mengambil langkah cepat dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama pengembang Bobibos. Penandatanganan tersebut menjadi titik awal pengembangan resmi bahan bakar alternatif tersebut di wilayah Jawa Barat.
“Minggu depan kita panen, maka jeraminya akan segera dibuat produksi untuk bahan bakar nabati,” ujar Dedi Mulyadi, Jumat (14/11/2025), dikutip dari YouTube KompasTV.
Produksi Skala Kecil Segera Dimulai
Menurut Dedi, produksi skala kecil akan dimulai pekan depan setelah masa panen. Konsumsi awal Bobibos akan difokuskan pada kawasan Lembur Pakuan, Subang, sebagai lokasi uji coba.
Jika hasil uji coba memuaskan, penggunaan Bobibos akan diperluas, termasuk kemungkinan penerapan pada kendaraan dinas pemerintah provinsi Jawa Barat untuk menghemat anggaran bahan bakar.
“Setelah sukses, nanti ada langkah-langkah berikutnya. Minimal seluruh jajaran Pemprov Jawa Barat ke depan menggunakan bahan bakar nabati,” ujar Dedi.
Sebelumnya, uji coba Bobibos pada traktor diesel di Lembur Pakuan menunjukkan hasil menjanjikan—dengan tarikan lebih ringan serta emisi gas buang yang diklaim lebih bersih.
ESDM: Wajib Lewati Uji Kelayakan Sebelum Dipasarkan
Meski mendapat dukungan di tingkat daerah, Bobibos masih menyisakan pro dan kontra di tingkat pusat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa Bobibos tidak dapat diproduksi massal sebelum melewati uji kelayakan teknis dan standar keamanan resmi.
Menurut Menteri ESDM, pengujian ini penting untuk memastikan Bobibos:
Memenuhi standar mutu bahan bakar nasional
Aman bagi mesin kendaraan dalam jangka panjang
Tidak menimbulkan dampak lingkungan baru
Sesuai regulasi distribusi bahan bakar di Indonesia
Hasil uji inilah yang nantinya menentukan apakah Bobibos bisa dipasarkan secara luas atau hanya digunakan terbatas sebagai bahan bakar alternatif.
Prospek dan Tantangan Energi Terbarukan Lokal
Kehadiran Bobibos menunjukkan upaya daerah dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan dari bahan baku lokal. Namun, perjalanan menuju komersialisasi nasional masih panjang. Standarisasi, uji kualitas, dan persetujuan pemerintah pusat menjadi faktor krusial sebelum Bobibos benar-benar dapat menggantikan sebagian kebutuhan BBM fosil.

