Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Peristiwa Kematian Irene Sokoy dan Respons Pemerintah Papua

November 22, 2025 Last Updated 2025-11-22T08:24:59Z

 


1. Permintaan Maaf Gubernur Papua


Gubernur Papua Matius Derek Fakhiri menyampaikan permohonan maaf mendalam kepada keluarga Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal bersama bayinya setelah ditolak empat rumah sakit di Kabupaten dan Kota Jayapura.


Ia menyebut kejadian ini sebagai bukti kerusakan serius layanan kesehatan di Papua serta berjanji melakukan evaluasi total, termasuk:


Perbaikan fasilitas dan peralatan medis.


Evaluasi direktur rumah sakit di bawah pemprov.


Penegasan bahwa keselamatan pasien harus didahulukan sebelum administrasi.


Gubernur juga mengaku telah meminta bantuan Menteri Kesehatan untuk memperbaiki kondisi layanan medis di Papua.


2. Perjalanan Tragis Irene Sokoy


Minggu (16/11/2025) Irene mulai kontraksi di Kampung Hobong. Keluarga membawanya dengan speedboat ke RSUD Yowari. Namun:


RSUD Yowari


Dokter kandungan tidak ada di tempat.


Proses surat rujukan sangat lambat (hingga tengah malam).


Irene mengalami penurunan detak jantung janin sehingga perlu operasi.


Karena dokter kandungan sedang di luar kota, pasien dirujuk ke RS Dian Harapan.


RS Dian Harapan


Ruang BPJS kelas III penuh.


Dokter Obgyn cuti, dokter anestesi tidak siaga.


Menginfokan kondisi tersebut sebelum pasien tiba, bukan menolak.


Petugas RSUD Yowari tetap datang dan akhirnya keluarga memilih melanjutkan ke RS lain.


RSUD Abepura


Menolak karena ruang operasi sedang direnovasi.


RS Bhayangkara


Ruang BPJS kelas III penuh, hanya tersedia kamar VIP.


Keluarga diminta uang muka Rp 4 juta.


RS mengaku tidak menolak, tetapi menawarkan pasien sebagai pasien umum.


Irene kemudian dibawa menuju RSUD Jayapura, namun di perjalanan mengalami kejang. Ambulans kembali ke RS Bhayangkara, dan Irene meninggal sebelum tiba. Bayinya juga tidak terselamatkan.


3. Klarifikasi dari Rumah Sakit

RSUD Yowari


Mengaku sudah mengikuti prosedur.


Mengeluhkan hanya ada satu dokter kandungan yang saat itu tidak ada di tempat.


Mengatakan sudah berkoordinasi dengan RS lain.


RS Dian Harapan


Membantah menolak.


Menyatakan ruang penuh dan dokter spesialis tidak siaga.


Informasi sudah diberikan sebelum pasien dibawa.


RSUD Abepura


Tidak bisa menerima pasien karena ruang operasi direnovasi.


RS Bhayangkara


Menyebut rujukan tidak melalui sistem resmi (Sisrut).


Ruangan BPJS penuh, sehingga menawarkan kamar VIP berbayar.


Menegaskan tidak ada penolakan.


4. Komitmen Perbaikan


Gubernur Fakhiri berjanji:


Akan membenahi total sistem kesehatan Papua.


Akan mengganti direktur rumah sakit yang terbukti lalai.


Mengumpulkan seluruh pimpinan RS, baik negeri maupun swasta, untuk memastikan keselamatan pasien menjadi prioritas.

×