Tradisi Sakral Keraton Solo: Tugas Raja Hingga Prosesi Bunga Wijayakusuma
Penghulu Tafsir Anom Keraton Kasunanan Surakarta, Muhammad Muhtarom, mengungkapkan sejumlah kewajiban yang harus dijalankan seorang raja Keraton Solo. Selain melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung, ada satu tradisi penting yang memiliki nilai historis dan spiritual tinggi: mengutus para ulama untuk mengambil Bunga Wijayakusuma di Nusakambangan, Cilacap.
Menurut Muhtarom, prosesi ini telah menjadi bagian dari tradisi panjang Keraton Solo. “Salah satunya adalah mengambil Bunga Wijayakusuma di Nusakambangan. Yang mengambil adalah para ulama,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).
Perjalanan Panjang Para Ulama Menuju Nusakambangan
Pengambilan Bunga Wijayakusuma tidak dilakukan sembarangan. Para ulama yang ditunjuk harus menempuh perjalanan panjang sambil berziarah ke sejumlah makam tokoh dan ulama terdahulu.
“Terdapat sekitar lima lokasi ziarah yang harus dikunjungi dalam prosesi tersebut,” jelas Muhtarom. Rangkaian ini dianggap sebagai bentuk penghormatan sekaligus persiapan spiritual sebelum memasuki Nusakambangan.
Ritual di Nusakambangan: Tirakat Hingga Salat Hajat
Setibanya di pulau Nusakambangan, para utusan wajib menjalani beberapa ritual sakral, mulai dari tirakat, salat hajat, hingga tratiban di masjid setempat. Prosesi ini dipercaya sebagai bagian penting sebelum memperoleh Bunga Wijayakusuma yang memiliki makna simbolis bagi Keraton.
Meski menjabat sebagai Penghulu Tafsir Anom, Muhtarom mengaku belum pernah diperintahkan untuk menjalankan prosesi tersebut. Ia juga tidak mengetahui kapan terakhir kali tradisi ini dilaksanakan. “Belum pernah diperintah, jadi saya kurang tahu kapan terakhir dilakukan,” ungkapnya.
Makna Prosesi Bagi Raja Keraton Solo
Tradisi pengambilan Bunga Wijayakusuma merupakan salah satu bentuk perwujudan peran raja sebagai Sayyidin Panatagama, yaitu pemimpin yang menegakkan ajaran agama di lingkungan Keraton.
Muhtarom menegaskan bahwa raja memiliki peran ganda: sebagai pemimpin politik Senopati Ing Ngalaga dan sebagai penjaga nilai spiritual Keraton. Dalam hal ini, Penghulu Tafsir Anom menjadi sosok yang diberi mandat untuk menjalankan perintah raja terkait urusan keagamaan.
“Beliau mendelegasikan secara sistem kepada Penghulu Tafsir Anom,” kata Muhtarom.

.webp)
