Pemanasan
global (Global warming) punya beragam dampak signifikan terhadap kehidupan
makhluk Bumi. Simak rinciannya di sini.
Secara
sederhana, pemanasan global adalah peningkatan panas secara gradual di
permukaan Bumi beserta samudra dan atmosfernya dikarenakan aktivitas manusia.
Salah
satu aktivitas utama penyumbang pemanasan global adalah pembakaran bahan bakar
fosil yang memompoa karbon dioksida (CO2), gas metan, dan gas rumah kaca lain
ke atmosfer.
"Mencairnya
es di kedua Kutub dan gletser di pegunungan, danau-danau menghangat secara
cepat di dunia, perubahan pola migrasi binatang dan aktivitas tumbuhan menjadi
buktinya," ia menambahkan.
Berikut
rincian efek pemanasan itu terhadap Bumi:
Suhu
Bumi naik
Salah
satu dampak utama pemanasan global adalah meningkatnya temperatur Bumi. Menurut
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), rata-rata temperatur
global meningkat sekitar 0,8 derajat celsius dalam 100 tahun terakhir.
Sejak
pencatatan dimulai pada 1895, tahun 2016 menjadi yang terpanas yakni 0,99
derajat celsius lebih hangat daripada rata-rata temperatur di Abad ke-20.
Faktanya,
10 tahun terhangat menurut sejarah terjadi setelah tahun 2005. Enam tahun
terpanas sejauh ini dimulai dari urutan paling panas adalah 2020, 2019. 2015,
2017, dan 2021.
Cuaca
ekstrem makin sering
Seiring
peningkatan suhu global, pola cuaca pun berubah. Alhasil, kondisi cuaca ekstrem
semakin sering terjadi. Berdasarkan laporan Laboratorium Geophysical Fluid
Dynamcis NOAA, topan menjadi lebih sering terjadi dan intens.
Permodelan
komputer menunjukkan, frekuensi topan tetap sama, tetapi badai yang terbentuk
akan meningkatkan volume hujan karena udara yang lebih hangat menahan lebih
banyak kelembapan.
"Sebagai tambahan, para pakar percaya bahwa topan akan lebih intens karena perubahan iklim. Hal itu karena topan mendapatkan energinya dari perbedaan temperatur antara samudra tropis yang hangat dan atmosfer di atas yang dingin. Pemanasan global meningkatkan perbedaan itu," katanya menambahkan.
Es
mencair
Mencairnya
es dari sejumlah tempat di Bumi juga menjadi dampak utama pemanasan global.
Sejauh ini, hal itu sudah terjadi di Amerika Utara, Eropa, dan beberapa wilayah
di Asia.
Berdasarkan
riset tahun 2016, kini area permafrost sudah 10 persen lebih sedikit daripada
awal 1900an. Menurunnya area permafrost bisa menyebabkan longsor dan bencana
daratan lainnya.
Salah
satu yang paling kentara adalah berkurangnya jumlah es di Laut Arktik. Selain
itu, hanya ada 25 gletser yang luasnya lebih dari 25 hektar di Montana Glacier
National Park.
Muka
air laut naik
Mencairnya
es di beberapa wilayah Bumi ikut meningkatkan level permukaan air laut.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Dunia, kecepatan peningkatan permukaan
air laut meningkat dua kali lipat dari 2,1 milimeter per tahun (1993-2002) ke
4,4 milimeter per tahun antar 2013 dan 2021.
Beberapa
peristiwa yang berkontribusi terhadap peningkatan permukaan air laut adalah
mencairnya es kutub di wilayah Arktik dan Antartika, mencairnya lapisan es dan
gletser di Greenland, Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa, dan Asia.
Jika
tren peningkatan air laut terus terjadi, banyak area pesisir yang menjadi
tempat tinggal setengah populasi manusia dunia akan tenggelam.
Perubahan
perilaku hewan dan tanaman
Hewan
dan tanaman juga tidak tinggal diam menghadapi pemanasan global. Banyak tanaman
dan binatang telah mengubah orientasinya menjadi lebih ke utara atau wilayah
yang lebih tinggi.
"Mereka
tidak hanya berpindah ke utara. Mereka berpindah dari khatulistiwa ke arah
kutub. Secara sederhana, mereka mengikuti wilayah dengan temperatur yang
nyaman, yang sedang berpindah ke kutub karena temperatur global rata-rata
menghangat," kata Werne.
Badan
Perlindungan Lingkungan AS (EPA) mencatat burung-burung dan serangga yang
bermigrasi sekarang tiba lebih awal pada musim panas daripada saat Abad ke-20.
Efek
sosial
Manusia
juga pastinya terdampak oleh pemanasan global. Dampak sosial akan muncul karena
kekeringan, kekurangan bahan pangan, kelaparan, dan ketidakstabilan politik.
Kesehatan
manusia pun pada akhirnya akan terancam karena pemanasan global memicu banyak
penyakit. Asosiasi Medis Amerika melaporkan, adanya peningkatan penyakit karena
nyamuk seperti malaria atau DBD.
Selain itu, penyakit asma juga meningkat yang diperkirakan terjadi karena pemanasan global.[SB]