Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Diproyeksi Jokowi Jadi Hub Internasional, Pelabuhan Kuala Tanjung Sepi Aktivitas Bongkar Muat

April 14, 2023 Last Updated 2023-04-14T04:34:34Z


Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar menyebut Pelabuhan Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara, Sumut, kondisinya kini memperihatinkan. Pasalnya, penyelenggaraan layanan kepelabuhan di proyek strategis nasional ini masih sangat sepi. 


Dengan layanan sepi di pelabuhan tersebut, Abyadi Siregar menilai pemerintah Indonesia sepertinya sia-sia melakukan investasi besar dengan nilai mencapai Rp 43 triliun ke pelabuhan itu, karena tidak sebanding dengan pelayanan yang ada. 


"Padahal, pelabuhan tersebut dibangun dengan biaya yang sangat besar. Tapi faktanya, layanan di pelabuhan itu sepi. Sepertinya, sia-sia besarnya investasi yang kerahkan untuk pembangunan pelabuhan itu," kata Abyadi Siregar dikutip Kamis, 13 April 2023. 


Saat meninjau langsung Pelabuhan Kuala Tanjung tersebut, Sumut, Selasa 11 April 2023, Abyadi Siregar datang bersama tim Ombudsman RI Perwakilan Sumut didampingi Kepala Kantor Bea Cukai (BC) Kuala Tanjung Horas Mardapot Baja Sinaga, langsung menuju dermaga atau terminal Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT).


Posisi Terminal KTMT ini langsung menghadap ke Selat Malaka, yang merupakan jalur pelayaran utama yang dikenal sebagai salah satu jalur lalu lintas pelayaran tersibuk di dunia.


Dermaga KTMT sendiri, diketahui milik PT Prima Multi Terminal (PMT), sebuah perusahaan operator terminal yang diketahui sebagai anak usaha patungan PT Pelabuhan Indonesia- Pelindo (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero).


Sayangnya, ketika ditinjau langsung Tim Ombudsman RI Perwakilan Sumut, dermaga KTMT tersebut tampak sangat sepi. Tidak terlihat ada aktivitas bongkar muat. Tiga unit crane, terlihat hanya menganggur. Bahkan, crane yang merupakan alat canggih untuk bongkar muat itu, masih terlihat baru yang menggambarkan jarang digunakan. 


Sepanjang bibir dermaga yang sangat panjang menjulur ke tengah laut itu, terlihat hanya beberapa unit kapal yang sandar. Namun, tidak terlihat ada aktivitas bongkar muat peti kemas dari kapan tersebut. Di kawasan dermaga, juga tidak terlihat ada tumpukan peti kemas.


Berdasarkan keterangan dari pihak BC Kuala Tanjung, lanjut Abyadi Siregar, jumlah kapal yang sandar dan bongkar muat dari Terminal KTMT tersebut memang masih sangat sedikit. Kapal pengangkut kontainer hanya satu kali dalam satu minggu. Itu pun lokal. Belum ada kapal dari luar negeri.


Abyadi Siregar menilai kalau aktivitas pelabuhan tersebut ternyata sepi, tidak menggambarkan sebuah proyek raksasa yang pembangunan pelabuhan berbiaya sangat fantastis dan itu menjadi gagal atau sia-sia. 


"Kalau capaiannya hanya sepi seperti ini, itu artinya menurut saya gagal. Target untuk menjadikan pelabuhan itu sebagai pelabuhan internasional berkelas dunia, saya kira tidak tercapai. Percuma uang besar digelontorkan untuk membangun pelabuhan itu, kalau ternyata tidak memberi dampak ekonomis yang tinggi bagi negara, khususnya bagi Sumut," kata Abyadi Siregar.


Atas fakta tersebut, Abyadi Siregar meminta pemerintah khususnya melalui PT Pelindo, sebagai pemilik PT PMT selaku pengelola KTMT tersebut, perlu memberi penjelasan kenapa kondisi seperti ini terjadi. Apakah ini akibat manajemen perusahaan pengelola yang kurang baik? Atau justru akibat infrastruktur atau sarana prasarana pendukung yang belum memadai? 


"Memang mendengar bahwa masih terdapat beberapa sarana pendukung lain yang belum ada, untuk sebuah pelabuhan berkelas dunia. Seperti belum adanya pergudangan logistik, infrastruktur jalan menuju pelabuhan yang masih belum mendukung, sebagai sebuah pelabuhan berkelas internasional," kata Abyadi Siregar.


Proyek Strategis Jokowi 


Diketahui, Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara disiapkan sebagai Pelabuhan Hub Internasional, sedangkan Pelabuhan Belawan akan fokus melayani domestik. Hal tersebut sesuai dengan rencana dimana pembangunannya telah dimulai sejak tahun 2016.


Pelabuhan Kuala Tanjung diintegrasikan dengan kawasan industri dan telah diatur sesuai Perpres No. 3 tahun 2016 dan Perpres No. 56 tahun 2018, dimana Pelabuhan Hub Internasional Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung merupakan 2 (dua) Proyek Strategis Nasional, dan akan dikembangkan secara terintegrasi sesuai hasil studi yang telah dilakukan.


Rencana Induk Pelabuhan Kuala Tanjung yang telah ditetapkan dengan Kepmenhub No KP 148 tahun 2016 tersebut akan menjadi acuan pembangunan, pengembangan dan operasional pelabuhan pada jangka pendek (2017-2021), jangka menengah (2017-2026) dan jangka panjang (2017-2036). 


Selain itu juga sebagai acuan dalam pengendalian dan pengawasan segala kegiatan kepelabuhanan baik pembangunan, pengembangan dan operasional tentang kesesuaiannya dengan rencana yang ditetapkan. 


Pelabuhan Kuala Tanjung berlokasi di Desa Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka yang terletak di Pantai Timur Provinsi Sumatera Utara dan secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Batubara.   


Adapun Kuala Tanjung terletak di posisi yang sangat strategis, berada di Selat Malaka sebagai salah satu jalur pelayaran niaga tersibuk di dunia dan memiliki water depth sekitar 15-17 meter Lws dan tren ukuran vessel international yang semakin besar, menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sangat cocok diposisikan sebagai Pelabuhan ekspor-impor internasional.


Sedangkan Pelabuhan Belawan yang berlokasi di muara sungai dengan tingkat sedimentasi yang tinggi akan ber-evolusi menjadi pelabuhan domestik dan barging-terminal bagi Kuala Tanjung. 


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumut, merupakan langkah Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Sumut menjadi hub internasional. Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung masuk ke dalam proyek strategis nasional. 


"Pelabuhan hub internasional di Indonesia itu masing-masing Pelabuhan Kuala Tanjung (Sumut) di Kawasan Barat dan Pelabuhan Bitung (Sulut) di Kawasan Timur. Selain itu Kemenhub juga menetapkan pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub internasional" jelasnya.


Menhub Budi menambahkan, dukungan penyiapan infrastruktur transportasi telah disiapkan Kemenhub. Antara lain pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan pembangunan akses kereta api dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sei Mangke sampai ke pelabuhan ke Pelabuhan Kuala Tanjung.


Sesuai rencana pembangunan, pelabuhan Kuala Tanjung sudah masuk ke dalam proyek strategis nasional. Pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung meliputi rencana pengembangan terminal multipurpose dan terminal peti kemas (hub internasional). 


"Rencana pengembangan pelabuhan Kuala Tanjung dilakukan dalam 5 tahapan, dengan target kapasitas ultimate dermaga sepanjang 1500 M dengan kapasitas hingga 13 juta TEUs," terang Menhub.[SB]
×