Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Miliarder Australia Ingin Hidupkan Titanic, Dibuat Semirip Mungkin Tanpa Akhir Tragis

Maret 16, 2024 Last Updated 2024-03-16T00:55:18Z


Selama lebih dari 10 tahun, seorang miliarder asal Australia, Clive Palmer telah menjadi motor penggerak di balik rencana pembangunan Titanic II.


Titanic II adalah sebuah replika kapal Titanic yang tenggelam pada tahun 1912. Kapal legendaris itu menampung lebih dari 2.200 orang di dalamnya, dan hanya sekitar 700 orang yang selamat.


Tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada 1912 itu sekaligus menciptakan sejarah sebagai pelayaran paling dahsyat di dunia.


Tak hanya itu, tragedi itu juga menjadi pemantik ide bagi seorang miliarder yang memiliki ketertarikan pada pelayaran.


Proyek Titanic II pertama kali direncanakan pada 2012


Palmer pertama kali meluncurkan rencana pembuatan Titanic II pada 2012 dan 2018, namun saat itu tidak berhasil.


Enam tahun kemudian, pada 2024, dia berencana meluncurkan kembali proyek tersebut.


Hal itu disampaikannya dalam sebuah konferensi pers di Sydney Opera House dengan latar belakang pelabuhan yang terkenal di kota tersebut, Rabu (13/3/2024).


"Jauh lebih menyenangkan mengerjakan Titanic daripada duduk di rumah dan menghitung uang saya," kata Palmer, dilansir dari CNN, Rabu (13/3/2024).


Bagi Palmer, pertanyaannya bukanlah bagaimana caranya mendapatkan uang, tapi kemana harus membelanjakannya.


Saat pertama kali mengutarakan mimpinya untuk membangun kembali Titanic dalam versi yang lebih besar lebih dari satu dekade yang lalu, pandangan umum yang berkembang adalah dia cukup kaya dan eksentrik untuk melakukannya.


Namun, pandemi Covid-19 menghadang dan proyek bernilai jutaan dollar itu ditunda lantaran pelabuhan ditutup.


Selain itu, para penumpang juga menilai adanya risiko mereka akan dikarantina di laut karena pandemi.


Kendala yang dihadapi Palmer


Tak hanya itu, ketua perusahaan Blue Star Line yang berada di balik proyek Titanic itu juga memiliki masalah lain dalam agendanya.


Dalam beberapa tahun terakhir, ia telah menggugat pemerintah negara bagian Australia Barat atas keputusannya  menutup perbatasan selama pandemi.


Kekalahan lain di Pengadilan Tinggi terjadi ketika ia menuntut ganti rugi miliaran dollar dari pemerintah negara bagian yang sama atas keputusannya untuk memblokir aksesnya ke kompensasi atas proyek bijih besi.


Palmer sekarang membawa kasus ini ke pengadilan internasional dan menuntut ganti rugi sebesar hampir 200 miliar dollar AS dari pemerintah federal.


Kemudian, Palmer mendapatkan tawaran untuk jabatan politik, sebagai pendiri Partai Australia Bersatu, yang terdaftar pada 2018.


Dia menghabiskan jutaan dollar untuk kampanye, namun tak mendapatkan hasil pemilu yang memuaskan. Bahkan, partai tersebut juga dicabut pendaftarannya pada 2022.


Rencana proyek Titanic II kembali dilakukan


Sekarang saat pandemi telah berlalu, Palmer mengatakan bahwa inilah saat yang tepat untuk menghidupkan kembali impian Titanic-nya.


"Kami sangat senang mengumumkan bahwa setelah penundaan global yang tak terduga, kami telah bekerja sama kembali dengan para mitra untuk menghidupkan kembali impian Titanic ll. Biarkan perjalanannya dimulai,'' kata Palmer.


Rencana tersebut sangat mirip dengan tahun-tahun sebelumnya. Ia juga memastikan bahwa rencana tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.


Untuk keberhasilan proyek Titanic II itu, Palmer membuka tender pembuatan kapal yang direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun 2024.


Kemudian, pembuatan kapal direncanakan akan dimulai pada kuartal pertama 2025.


Saat ini, Palmer mengharapkan penawar yang menang akan berbasis di Eropa. 


Desain kapal dibuat sedemikian rupa dengan aslinya


Pada peluncuran ulang, timnya mendistribusikan video berdurasi delapan menit yang telah ada selama beberapa tahun.


Video itu menunjukkan tata letak kapal dan bagaimana setiap ruangan akan terlihat, lengkap dengan aktor yang mengenakan kostum sesuai periode tersebut.


Penumpang akan didorong untuk berpakaian ala tahun 1900-an, meskipun hal ini tak akan bersifat wajib.


Kapal itu sendiri akan memiliki panjang 269 meter dan lebar 32,2 meter, sedikit lebih lebar dari aslinya.


Sementara itu, kapasitasnya akan mencapai 2.345 penumpang yang tersebar di sembilan dek dengan 835 kabin. Di mana, hampir setengahnya akan diperuntukkan bagi penumpang kelas satu.


Penumpang kelas tiga akan disuguhi hidangan sup di meja panjang di ruang makan komunal, persis seperti yang ada di kapal aslinya.


Meskipun seorang juru bicara mengatakan bahwa makanan lain juga akan tersedia bagi mereka yang menginginkan pengalaman yang lebih otentik.


Lebih dari seabad setelah Titanic tenggelam, para peneliti dan sejarawan masih terpesona oleh kisahnya.


Palmer ingin meniru kapal Titanic, namun tanpa akhir yang tragis. Selain itu, dia juga menginginkan perdamaian dunia.


"Kita semua tahu bagaimana cara berperang. Kita memiliki tentara dan mendanai perang. Orang-orang tahu tentang itu. Namun, jauh lebih sulit untuk berdamai. Untuk menciptakan perdamaian, Anda harus terus melakukannya setiap hari. Anda maju selangkah demi selangkah," katanya.


Ia mengatakan, Titanic II adalah sesuatu yang dapat memberikan kedamaian. Ini bisa menjadi kapal perdamaian antara semua negara di dunia.


"Jutaan orang bermimpi untuk berlayar di atasnya, melihatnya di pelabuhan dan mengalami keagungannya yang unik. Titanic ll akan menjadi kapal di mana mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan," kata Palmer.

×