Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Mengapa Serangan-serangan Houthi Berdampak Besar bagi Israel?

Juli 19, 2025 Last Updated 2025-07-19T10:09:53Z


SERANGAN-serangan Houthi di Laut Merah telah berdampak besar pada perekonomian Israel. Baru-baru ini, Pelabuhan Eilat di Israel mengumumkan akan memberhentikan operasinya, mulai Minggu karena kesulitan keuangan yang berkepanjangan, seperti dilansir Middle East Eye.


Pelabuhan Eilat di Israel akan menghentikan operasinya mulai Minggu, setelah mengalami kesulitan keuangan yang berkepanjangan yang sebagian besar disebabkan oleh serangan Houthi yang mengganggu jalur pelayaran Laut Merah. Publikasi bisnis The Calcalist mengungkapkan bahwa pemerintah kota Eilat membekukan rekening pelabuhan, dengan total sekitar 10 juta shekel (sekitar Rp49 miliar), karena menunggak pajak.


Penurunan keuangan yang drastis ini terkait erat dengan penurunan pendapatan yang drastis. Pendapatan pelabuhan pada 2024 anjlok menjadi hanya 42 juta shekel (sekitar Rp 204 miliar) – hampir 80 persen lebih rendah dari pendapatan 2023 sebesar 212 juta shekel (sekitar Rp1 triliun) – karena perusahaan pelayaran mengalihkan rute ke Ashdod dan Haifa di Laut Tengah. Pengalihan ini dilakukan menyusul serangan Houthi yang menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk protes atas kampanye militer Israel di Gaza.


Otoritas Pelayaran dan Pelabuhan Israel mengkonfirmasi bahwa ketidakmampuan pelabuhan untuk membayar utangnya membuat pemerintah kota menyita semua rekening bank, sehingga mendorong badan tersebut untuk menginformasikan kepada manajemen bahwa semua kegiatan di Eilat akan berakhir pada hari Minggu.


Apakah Pelabuhan Eilat Penting bagi Israel?


Pelabuhan Eilat adalah satu-satunya pelabuhan Israel di Laut Merah, yang terletak di ujung utara Teluk Aqaba. Pelabuhan ini didirikan pada 1952 dan dibuka untuk lalu lintas kargo pada 1957, yang berfungsi sebagai pintu gerbang selatan untuk impor dan ekspor, terutama memfasilitasi pengiriman ke dan dari Afrika Timur, Asia, dan Timur Jauh tanpa melewati Terusan Suez. Kegunaan utama termasuk mengekspor mineral seperti kalium dari Laut Mati dan mengimpor kendaraan dari luar negeri.


Pelabuhan Eilat memiliki kepentingan strategis untuk akses Israel ke Laut Merah dan Samudra Hindia, namun letaknya yang relatif terpencil dari wilayah pusat negara, kurangnya konektivitas kereta api langsung, dan persaingan dengan pelabuhan-pelabuhan di Mediterania telah membatasi volume komersialnya dari waktu ke waktu.


Bagaimana Dampak Serangan Houthi di Laut Merah?


Sumber-sumber pelabuhan mengindikasikan bahwa penutupan tersebut merupakan "kemenangan bagi Houthi dan kerugian bagi ekonomi Israel," yang menyoroti konsekuensi strategis dan ekonomi.


Sebelum konflik, pendapatan utama pelabuhan berasal dari penanganan mobil impor. Pada 2023, Eilat mengelola kedatangan sekitar 150.000 mobil melalui 134 kapal. Namun, sejak 2024, tidak ada impor mobil dan hanya 64 kapal yang berkunjung, dengan hanya enam kapal yang berlabuh pada Mei 2025.


Pelabuhan ini juga mengalami krisis ketenagakerjaan. Dari 113 karyawan, hanya 47 yang tersisa. Banyak pekerja yang tidak mendapatkan gaji atau tunjangan pengangguran.


Anggota Knesset Israel, Oded Forer, mengkritik tajam pemerintah, menyalahkan pemerintah karena gagal menjaga rute perdagangan selatan Eilat tetap terbuka dan tidak memberikan dukungan yang memadai untuk mencegah keruntuhan pelabuhan.


Para pejabat pelabuhan menuduh negara mengharapkan perusahaan swasta untuk bertahan tanpa bantuan selama hampir dua tahun krisis, dan menggambarkan situasi tersebut sebagai pengabaian.


Pada Juni, pemerintah menyetujui hibah darurat sebesar 15 juta shekel ($ 4,5 juta) untuk menutupi utang yang timbul sejak konflik meningkat pada Oktober 2023, ketika pelabuhan tersebut diberi label sebagai "aset nasional yang strategis." Meskipun demikian, sumber-sumber di pelabuhan menegaskan bahwa bantuan tersebut tidak cukup untuk mencegah penutupan, mengutip kerugian operasional yang sedang berlangsung dan respons pemerintah yang tidak memadai.


Apakah Serangan Houthi Merusak Reputasi Israel?


Akibat serangan-serangan Houthi, reputasi Israel sebagai mitra dagang yang aman telah dirusak. Eilat, pelabuhan satu-satunya Israel di Laut Merah. Kehancuran finansial pelabuhan Eilat adalah konsekuensi langsung dari ketidakamanan Laut Merah. Sejak akhir 2023, pasukan Houthi di Yaman telah mengintensifkan serangan terhadap lalu lintas maritim yang menuju ke Israel, yang sangat mengganggu rute perdagangan dan aktivitas ekonomi.


Aksi-aksi ini dilakukan sebagai bagian dari protes yang lebih luas terhadap serangan Israel di Gaza, yang menurut kelompok-kelompok bantuan internasional, telah mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina menjadi korban dan banyak orang hilang, terutama anak-anak.


Gerbang perdagangan Laut Merah Israel terpukul keras. Namun para pakar seperti Brad Martin dari RAND Corporation berpendapat bahwa gangguan tersebut tidak cukup untuk menghancurkan seluruh perekonomian Israel. Ini karena sebagian besar kargo masih mengalir melalui pelabuhan-pelabuhan Mediterania tanpa terdampak.


Dikutip Al Jazeera, Ia mengatakan bahwa Israel mungkin berada dalam posisi yang relatif lebih baik dibandingkan negara-negara tetangganya untuk mengatasi gangguan tersebut, meskipun ia memperingatkan bahwa respons politik dan diplomatik dapat semakin mengisolasi Israel secara ekonomi jika konflik meningkat.


Meskipun demikian, penutupan pelabuhan dan ancaman maritim yang berkelanjutan merupakan kemunduran substansial bagi posisi Israel sebagai mitra yang stabil dan aman dalam perdagangan internasional, terutama di wilayah-wilayah yang terhubung melalui koridor Laut Merah.


Situasi di Eilat menggarisbawahi bagaimana konflik regional dapat menimbulkan dampak ekonomi dan sosial, jauh di luar wilayah perang.

×