Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Siapa Pengusaha Rental Viral Kasus Kiai Mim Lahan Parkir Diusir dari Desa, hingga Mundur dari Dosen UIN Malang

September 28, 2025 Last Updated 2025-09-28T10:25:53Z



Kasus yang melibatkan Imam Muslimin, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, dan seorang pengusaha rental mobil Sahara menjadi sorotan publik di media sosial. Konflik yang bermula dari sengketa lahan parkir berujung pada pengusiran sang dosen dari rumahnya sendiri dan pengunduran dirinya dari kampus.


Cerita yang semula menggambarkan Imam Muslimin sebagai pihak yang bersalah ternyata memiliki sisi lain yang perlahan terungkap.


Artikel ini merangkum secara lengkap kronologi, tokoh, serta dinamika dukungan publik yang berubah terhadap Imam Muslimin, atau yang dikenal warganet sebagai Kiai Min.


Awal Konflik: Sengketa Tanah Wakaf dan Lahan Parkir


Menurut keterangan yang diunggah akun TikTok milik istri Imam Muslimin, @roseenjoysherlife, masalah bermula ketika sang dosen mempertanyakan penggunaan sebidang tanah yang pernah ia wakafkan untuk jalan umum.


Tanah itu, menurut Imam Muslimin, tiba-tiba digunakan untuk kepentingan pribadi: dijadikan kandang kambing dan area parkir mobil milik pengusaha rental Sahara yang tinggal di sekitar rumahnya di Perumahan Joyogrand, Kota Malang.


Imam Muslimin kemudian menutup akses jalan tersebut karena merasa hak wakafnya disalahgunakan. Tindakan itu memicu ketegangan dengan Sahara dan beberapa warga setempat. Konflik yang mulanya hanya soal akses jalan kemudian memanas hingga menjadi sengketa hukum.


Viral di Media Sosial dan Persepsi Publik yang Berubah


Pada awalnya, opini publik memihak Sahara. Banyak warganet menilai Imam Muslimin sebagai pihak yang mengganggu usaha orang lain. Apalagi video-video yang beredar menampilkan sang dosen dalam kondisi emosional, bahkan sempat berguling di tanah saat berseteru dengan warga.


Namun, seiring waktu, fakta lain mulai terkuak. Akun-akun media sosial seperti @roseenjoysherlife membagikan potongan video lengkap dari setiap kejadian. Banyak warganet kemudian merasa narasi awal tidak sepenuhnya benar.


Komentar netizen di TikTok menunjukkan perubahan sikap. Misalnya, akun @MahiraHibatulloh menulis, “Cerdasnya Bu Rose di setiap video fitnah ada video balasan kejadian realnya.”


Pengguna lain, @Nuyyyyy, mengaku sempat salah paham, “Maaf Bu, sempat suudzon. Setelah dilihat, ternyata mereka yang tidak tahu diri. Elegan sekali cara kalian menghadapi masalah.”


Dari Hujatan hingga Dukungan untuk Imam Muslimin


Tekanan yang dialami Imam Muslimin tidak berhenti di dunia maya. Warga setempat, melalui keputusan RT dan RW, memutuskan mengusirnya dari rumah yang ditempatinya. Ia pun kehilangan posisinya sebagai dosen setelah dinonaktifkan oleh pihak UIN Malang.


Kondisi ini membuat banyak orang merasa iba. Beberapa warganet menyatakan penyesalan karena sempat memihak Sahara. Akun @rohimatjayasaputra, misalnya, mengatakan, “Setelah tahu fakta yang terjadi, saya jadi simpati pada Pak Dosen ini. Framing Sahara membuat beliau diusir dan tidak bisa mengajar lagi.”


Ada pula komentar lain yang mengkritik proses yang dianggap tidak adil. “Kasihan Pak Dosen ini, sampai kelasnya kosong karena tidak bisa mengajar. Akhirnya beliau mengundurkan diri dari kampusnya,” tulis seorang pengguna TikTok.


Bahkan muncul desakan agar Imam Muslimin membawa masalah ini ke jalur hukum. “Tuntut Sahara dan RT RW setempat,” tulis warganet lainnya.


Laporan Polisi dan Jalur Hukum


Perseteruan ini tidak hanya berhenti pada pengusiran. Sahara lebih dulu melaporkan Imam Muslimin ke Polresta Malang Kota dengan tuduhan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).


Sebagai respons, Imam Muslimin atau Kiai Min juga melaporkan balik Sahara atas tuduhan yang sama. Dengan demikian, konflik ini kini resmi ditangani pihak berwajib, menunggu proses hukum yang akan menentukan siapa yang benar.


Dampak terhadap Karier dan Reputasi


Akibat konflik yang berkepanjangan, Imam Muslimin memilih mundur dari jabatan dosen UIN Malang. Langkah ini diambil setelah ia mengalami tekanan dari lingkungan kerja dan masyarakat sekitar.


Kasus ini menjadi pelajaran bagi publik tentang bagaimana opini di media sosial dapat memengaruhi reputasi seseorang. Awalnya dianggap sebagai pengganggu usaha warga, Imam Muslimin kini mendapatkan gelombang simpati setelah kronologi lengkap terungkap.


Tokoh Kunci: Pengusaha Rental Sahara


Nama pengusaha rental Sahara menjadi pusat perhatian karena perannya yang dianggap memicu sengketa. Menurut cerita dari pihak Imam Muslimin, penggunaan tanah wakaf untuk kepentingan parkir mobil milik Sahara menjadi akar masalah.


Namun, Sahara juga mengaku dirugikan oleh tindakan Imam Muslimin yang menutup akses jalan menuju rumah dan tempat usaha rentalnya. Perbedaan pandangan inilah yang kemudian menimbulkan gesekan yang semakin tajam.


Kasus antara Imam Muslimin UIN Malang dan pengusaha rental Sahara memperlihatkan betapa pentingnya transparansi dan komunikasi dalam menyelesaikan konflik warga. Sengketa yang bermula dari lahan parkir bisa berujung pada konsekuensi serius, termasuk hilangnya pekerjaan dan pengusiran seseorang dari tempat tinggalnya.***

×