Warga Palestina di Gaza menyambut gembira kesepakatan antara Hamas dan Israel yang terjalin dalam pembicaraan di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Meski demikian, mereka tetap hati-hati sekaligus berharap kesepakatan negosiasi tersebut dapat mengakhiri dua tahun perang mematikan di wilayah yang terkepung itu, sebagaimana dilansir CNN, Rabu (9/10/2025).
"Ini adalah momen bersejarah, yang telah lama ditunggu oleh warga Palestina setelah dua tahun pembunuhan dan genosida yang dilakukan dengan kesombongan terhadap rakyat Palestina," ujar Khaled Shaat, warga Khan Younis, Gaza.
Warga lainnya, Wael Radwan, menyampaikan apresiasi kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas tercapainya kesepakatan tersebut.
"Kami berterima kasih kepada siapa pun yang telah berkontribusi, bahkan hanya dengan kata-kata, untuk menghentikan perang dan pertumpahan darah," papar Radwan.
Sementara itu, Abdul Majeed Abd Rabbo mengatakan bahwa seluruh Gaza menyambut kabar gencatan senjata dengan sukacita.
"Seluruh dunia, seluruh bangsa Arab, bahagia mendengar berakhirnya pertumpahan darah," ujarnya.
Ratusan warga berkumpul di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis pada Selasa (8/10/2025) dini hari, menyalakan sorak dan tepuk tangan untuk merayakan kabar tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, lebih dari 67.000 orang tewas sejak perang dimulai dua tahun lalu, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Pihak berwenang, termasuk PBB dan berbagai organisasi kemanusiaan, memperkirakan jumlah korban sebenarnya jauh lebih tinggi karena ribuan orang masih tertimbun reruntuhan.
Pada September, penyelidikan independen PBB untuk pertama kalinya menyimpulkan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Warga Israel ikut rayakan kesepakatan
Sekitar 200 orang berkumpul di Tel Aviv, Selasa malam (7/10/2025), untuk merayakan tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan pembebasan seluruh sandera di Gaza.
Beberapa mantan sandera yang pernah dibebaskan turut hadir dalam aksi tersebut. Setiap kali seorang mantan sandera tiba di lokasi, kerumunan menyambut dengan sorak dan tepuk tangan meriah.
Keluarga para sandera yang masih ditahan Hamas juga tampak di antara massa,
Suasana di lapangan penuh haru dan kegembiraan. Beberapa orang berpelukan, menyanyikan lagu, dan bahkan ada yang mengibarkan bendera AS.
"Saya datang ke sini untuk melihat keluarga para sandera akhirnya tersenyum. Siapa yang bisa tidur malam ini? Hati kami penuh dengan kebahagiaan yang sulit dijelaskan," kata Hillel Mayer, warga Tel Aviv, kepada CNN.
Kerangka kesepakatan fase pertama
CNN melaporkan, Israel dan Hamas telah menyepakati fase pertama kerangka kerja gencatan senjata yang ditengahi AS.
Kerangka kerja ini akan memungkinkan pembebasan segera semua sandera yang ditawan di Gaza, penarikan pasukan Israel ke titik yang disepakati, dan pembebasan beberapa tahanan Palestina.
Trump mengatakan, para sandera kemungkinan akan dibebaskan pada Senin (13/10/2025) oekan depan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, perjanjian tersebut merupakan keberhasilan diplomatik dan kemenangan nasional.
Sementara itu, Hamas juga berterima kasih kepada Trump dan semua mediator yang terlibat yakni Qatar, Mesir, dan Turkiye.