Ancaman Obyek Antarbintang: Seberapa Nyata untuk Bumi?
Penemuan obyek antarbintang (Interstellar Objects/ISO) seperti Oumuamua dan 3I/ATLAS membuka kembali pertanyaan lama: apakah tamu asing dari luar Tata Surya ini berpotensi menabrak Bumi?
Meski probabilitas hantaman diperkirakan sangat kecil dalam masa hidup manusia, ilmuwan kini berhasil menghitung lokasi dan waktu paling rentan jika sebuah ISO benar-benar jatuh ke planet kita.
Hasilnya mengejutkan—perbedaan risiko antar wilayah dan antar musim ternyata sangat kecil, namun pola umum tetap terlihat.
Kecepatan ISO Bisa Menjadi Mimpi Buruk
Tidak seperti asteroid dan komet lokal, obyek antarbintang bergerak dengan kecepatan jauh lebih tinggi.
Para peneliti—Dr. Darryl Seligman (Michigan State University), Dr. Dušan Marčeta (University of Belgrade), dan Dr. Eloy Peña-Asensio (Politecnico di Milano)—menghitung bahwa ISO berpotensi menghantam Bumi dengan kecepatan sekitar 72 km/detik.
Sebagai perbandingan:
Asteroid lokal biasanya menghantam Bumi pada 11–73 km/detik.
Artinya, ISO sekecil 100 meter dapat menghasilkan energi tumbukan setara dengan asteroid lokal yang jauh lebih besar.
Secara teori, antara 1 sampai 10 obyek antarbintang berdiameter ~100 meter mungkin telah menghantam Bumi sepanjang sejarah planet ini.
Datang dari Arah Mana? Kemungkinan Terbesar dari Bidang Galaksi
Secara teknis ISO bisa datang dari mana saja. Namun statistik menunjukkan:
Mayoritas ISO kemungkinan besar datang dari dekat bidang galaksi, yaitu arah sabuk Bima Sakti yang terlihat melintang di langit malam.
Ini karena obyek-obyek tersebut awalnya berada di sekitar bintang-bintang yang umumnya juga tersebar di bidang galaksi.
Meski ISO tidak terikat gravitasi Matahari, lintasan mereka tetap dibelokkan dan difokuskan saat mendekat, terutama obyek yang datang dengan kecepatan lebih lambat.
Untuk memahami risikonya, tim peneliti memodelkan 260 miliar obyek sintetik yang mengikuti distribusi kedatangan realistis.
Hasil Mengejutkan: Ekuator & Musim Dingin Lebih Rentan
Dari simulasi besar tersebut, para ilmuwan menemukan pola berikut:
1. Lokasi Paling Rentan: Sekitar Khatulistiwa
Daerah dekat ekuator Bumi memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi menjadi titik jatuh ISO.
Ini berkaitan dengan orientasi kecepatan relatif Bumi saat bergerak mengelilingi Matahari.
2. Waktu Paling Rentan: Musim Dingin Belahan Bumi Utara
Sering disebut winter boost:
Frekuensi tumbukan sedikit meningkat selama musim dingin di Belahan Bumi Utara.
Ironisnya, itu adalah waktu ketika banyak orang dari lintang utara berlibur ke daerah tropis.
3. Dampak Terbesar: Musim Semi
ISO tercepat—yang menghasilkan ledakan paling dahsyat—lebih mungkin menghantam Bumi pada musim semi.
4. Kejutan Lain: Tingkat Ancaman Sedikit Lebih Tinggi di Utara
Walau Bima Sakti tampak lebih jelas dari langit selatan, simulasi justru menunjukkan sedikit peningkatan peluang tumbukan di Belahan Bumi Utara.
Meski begitu, perbedaannya sangat marginal.
Risiko Tetap Minimal, Jejaknya Pun Sulit Dibedakan
Walau pola-pola itu menarik secara ilmiah, para peneliti menegaskan bahwa:
Peluang tumbukan ISO tetap luar biasa kecil.
Perbedaan risiko antara bulan “paling aman” dan “paling rentan” juga sangat tipis.
Bahkan jika tumbukan pernah terjadi, hampir mustahil mengidentifikasi kawahnya sekarang karena proses tektonik dan erosi telah menghapus banyak bukti purba.
Penelitian lengkapnya kini dalam tahap peer review, sementara versi pracetaknya sudah tersedia di arXiv.

