Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Dua Proyektil Ditembakkan dari Suriah ke Israel, Apa yang Terjadi Selanjutnya?

Juni 04, 2025 Last Updated 2025-06-04T03:46:02Z


Militer Israel melaporkan dua proyektil diluncurkan dari wilayah Suriah ke Israel pada Selasa (3/6/2025). Kedua proyektil tersebut jatuh di area terbuka tanpa menyebabkan korban atau kerusakan di pihak Israel.


Dalam pernyataannya, militer Israel langsung menanggapi serangan itu dengan menembaki target di Suriah.


"Artilerinya menyerang di Suriah selatan setelah peluncuran tersebut," ujar pernyataan resmi militer Israel.


Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menegaskan, pemimpin Suriah harus bertanggung jawab langsung atas serangan ini.


"Kami memandang presiden Suriah bertanggung jawab langsung atas segala ancaman atau tembakan yang diarahkan ke Negara Israel," katanya dalam pernyataan yang dirilis oleh kantornya.


"Tanggapan lengkap akan segera menyusul," imbuh Menhan Israel, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (4/6/2025).


Kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan adanya penembakan yang menargetkan wilayah Cekungan Yarmuk di sebelah barat Provinsi Daraa.


Pemantau perang yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, menyebutkan serangan udara Israel telah menghantam lahan pertanian di provinsi tersebut, namun tanpa melaporkan adanya korban jiwa.


"Ledakan hebat mengguncang Suriah selatan, terutama kota Quneitra dan wilayah Daraa, setelah serangan udara Israel pada Selasa hingga Rabu," kata pemantau tersebut.


Militer Israel menyatakan, serangannya menargetkan senjata milik otoritas Suriah yang dianggap sebagai ancaman setelah peluncuran proyektil itu.


Sirene serangan udara pun sempat terdengar di beberapa bagian Dataran Tinggi Golan selatan, wilayah yang ditaklukkan Israel dari Suriah pada tahun 1967 dan dianeksasi pada 1981.


Media Israel menyebut, peluncuran proyektil pada Selasa adalah yang pertama kali terjadi dari Suriah ke Israel sejak jatuhnya rezim Bashar Al Assad.


Presiden sementara Suriah, Ahmed Al Sharaa, yang memimpin pengguling rezim lama, disebut sebagai pihak yang memegang kendali saat ini.


Setelah penggulingan Assad, Israel memindahkan pasukannya ke zona demiliterisasi yang dipatroli Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dataran Tinggi Golan dan telah melancarkan ratusan serangan terhadap target militer di Suriah.


Menurut Israel, serangan-serangan ini bertujuan untuk mencegah senjata canggih jatuh ke tangan otoritas baru Suriah.


Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu lalu, militer Israel menegaskan akan melanjutkan operasi pertahanan di Suriah selatan guna membongkar infrastruktur musuh dan melindungi penduduk Dataran Tinggi Golan.


Sejak tahun 1948, Suriah dan Israel secara teknis masih berstatus berperang dan hubungan kedua negara tetap tegang.

×