Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society mengungkap penemuan galaksi fosil yang disebut KiDS J0842+0059. Galaksi ini tetap tidak berubah selama sekitar 7 miliar tahun, menjadikannya salah satu contoh langka galaksi yang membeku dalam waktu.
KiDS J0842+0059 ditemukan pada 2018 melalui program pemetaan langit KiDS (Kilo Degree Survey) dan terletak sekitar 3 miliar tahun cahaya dari Bumi. Galaksi ini memiliki massa bintang sekitar seratus miliar kali massa matahari, namun berukuran jauh lebih kompak dibandingkan galaksi bermassa serupa. Minimnya pembentukan bintang baru sepanjang hidupnya memperkuat statusnya sebagai galaksi fosil.
“Kami telah menemukan galaksi yang ‘terawetkan sempurna’ selama miliaran tahun, sebuah penemuan arkeologis sejati yang memberi tahu kita bagaimana galaksi pertama lahir dan membantu kita memahami bagaimana alam semesta berevolusi hingga saat ini,” kata Crescenzo Tortora, ketua tim peneliti dari National Institute for Astrophysics (INAF), dikutip dari laporan Space, 1 Juli 2025.
Dengan memanfaatkan data dari Very Large Telescope (VLT), instrumen X-Shooter, serta sistem optik adaptif dari Large Binocular Telescope (LBT), para astronom berhasil memperoleh citra KiDS J0842+0059 dengan resolusi sepuluh kali lebih tajam dibanding data sebelumnya. Gambar detail ini membantu menyingkirkan keraguan terhadap karakteristik ukuran dan struktur galaksi tersebut.
“Data dari LBT memungkinkan kami mengonfirmasi bahwa KiDS J0842+0059 memang kompak dan oleh karena itu benar-benar galaksi peninggalan dengan bentuk yang mirip dengan NGC 1277 serta galaksi-galaksi kompak yang kita amati pada tahap awal alam semesta,” ujar Chiara Spiniello, anggota tim sekaligus peneliti dari Universitas Oxford.
Galaksi NGC 1277 sendiri merupakan galaksi fosil langka yang juga menunjukkan karakteristik serupa, meski berlokasi jauh lebih dekat, yakni di gugus Perseus sekitar 240 juta tahun cahaya dari Bumi.
Keberadaan galaksi seperti KiDS J0842+0059 dan NGC 1277 menunjukkan bahwa sebagian galaksi dapat terbentuk secara cepat, tetap kompak, dan tidak aktif secara bintang selama miliaran tahun karena tidak mengalami tabrakan atau fusi dengan galaksi lain.
“Mempelajari fosil kosmik seperti ini membantu kita merekonstruksi sejarah pembentukan inti galaksi-galaksi besar saat ini, yang telah mengalami proses fusi dan menambah materi di sekeliling galaksi kompak pertama tempat mereka berasal,” tutur Tortora.
Ia menambahkan, “Dengan teknologi mutakhir seperti optik adaptif dan dukungan teleskop seperti LBT, kita dapat meningkatkan pemahaman kita tentang jenis galaksi ini.” Tim peneliti berencana untuk melanjutkan pencarian galaksi peninggalan lainnya menggunakan data resolusi tinggi dari teleskop luar angkasa Euclid.