Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

BPN & BWS Bali Penida Ungkap Data Penyebab Banjir Besar, Ada Temuan Menarik

September 18, 2025 Last Updated 2025-09-18T09:17:08Z


DPRD Bali mengumpulkan para pihak kemarin (17/9) untuk mengetahui penyebab banjir besar yang melanda Pulau Dewata, Rabu (10/9) lalu.


Ada pihak dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bali.


Menurut Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kantor Wilayah BPN Bali I Made Herman Susanto, dilihat dari banjir besar pekan lalu, titik-titik yang terdampak diakibatkan oleh bangunan-bangunan yang melewati batas sempadan sungai.


“Bangunan itu akhirnya terancam oleh aliran sungai itu sendiri, tetapi kami cek sertifikatnya sepertinya masih berhimpitan karena bangunan itu kemungkinan sudah ada sebelum ada rencana tata ruang 2013,” kata I Made Herman Susanto dilansir dari Antara.


Oleh karena itu, BPN Bali mengatakan kurang tepat jika banjir besar itu dikaitkan dengan alih fungsi lahan berlebih.


Pasalnya, berdasar data yang dipegang BPN Bali, sejak 2019-2024 pengurangan sawah hanya 6.521,81 hektare, atau 9,19 persen dengan rata-rata per tahun 1,53 persen.


“Kalau melihat kecenderungan ini sebenarnya alih fungsi lahan tidak terlalu besar.


Mungkin kalau pelanggaran biasanya mereka melanggar kaitannya tidak punya izin,” ujar I Made Herman Susanto


Berdasar data BPN Bali, alih fungsi terbesar dalam 6 tahun terakhir terjadi di Denpasar yaitu 38,83 persen disusul Gianyar 18,85 persen.


Kepala BWS Bali Penida Gunawan Suntoro mengatakan ada pengaruh sampah pada sumbatan sungai saat banjir besar terjadi.


“Itu sampah-sampah, sepertinya kayu yang ada berada di pinggir sungai, tergerus, menyumbat di jembatan atau di prasarana.


Kemudian datang sampah-sampah lain yang membuat air meluap,” kata Kepala BWS Bali Penida Gunawan Suntoro.


Gunawan Suntoro menilai menilai bukan kesalahan petugas yang terlambat membuka pintu dam untuk melepas air ke laut saat banjir besar.


Pasalnya, pada Rabu (10/9) pukul 03.30 WITA dini hari petugas sigap membuka.


“Sampah-sampah yang lain ini mungkin karena di atas (kegiatan masyarakat di sempadan sungai) saya kurang tahu.


Apa perilaku masyarakat yang membuang atau saat banjir rumahnya tergerus sehingga banyak kasur dan sofa di sana, tetapi memang sampah plastik banyak,” kata Gunawan Suntoro.


Anggota Komisi I DPRD Bali Made Supartha mengatakan alih fungsi lahan menjadi salah satu penyebab banjir besar di Pulau Dewata.


“Yang kedua, aliran daerah sungai itu dari hulu ke hilir banyak kegiatan-kegiatan di pinggir sungai,” ucap I Made Supartha.


Berdasar pertemuan itu, DPRD Bali sepakat turun langsung ke titik-titik luapan air saat hujan, salah satunya aliran sungai di kawasan Tohpati, Jalan Wr Supratman, yang menghubungkan Denpasar dan Gianyar.


“Ramai kemarin itu Tohpati dan Mal Bali Galeria sekitar itu ada sungai, ada kegiatan masyarakat di pinggir-pinggir sungai.


Itu yang perlu dievaluasi, yang belum mempunyai izin supaya diurus izinnya, yang kira-kira keterlaluan pelanggarannya ya harus diperbaiki,” tutur Made Supartha.


DPRD Bali kemudian menemukan bangunan-bangunan usaha yang membentuk tembok tinggi sehingga memperkecil aliran sungai ketika debit tinggi, seperti UC Silver dan Vasaka.


DPRD Bali pun meminta BWS Bali Penida diminta menyurati pengusaha dengan kemungkinan arahan agar tembok dibongkar.

×